Mengapa Ukuran Payudara Perempuan Besar?

Barbara Palvin Victoria's Secret angel
Sumber :
  • Instagram VS

VIVA – Di planet Bumi ini, terdapat lebih dari 5.000 spesies mamalia. Mereka memiliki payudara, namun yang terdapat pada manusia adalah yang paling unik.

Payudara pada manusia perempuan, kerap dianggap sebagai simbol keseksian. Akan tetapi, pernahkah mempertanyakan: kenapa ukuran payudara itu besar? Apakah itu merupakan bentuk kesalahan evolusioner?

Prinsipnya, fungsi payudara adalah memproduksi susu. Pada hewan mamalia, payudara mereka berkembang selama ovulasi atau menyusui. Begitu kandungan susu habis, ukuran payudara akan menyusut, tak lagi besar dan berisi.

Berbeda dengan manusia perempuan. Ukuran dadanya sudah mulai membesar kala memasuki usia pubertas, bukan karena hamil. Bahkan hingga menopause, payudara itu masih saja besar.

Ilmuwan mengemukakan teori untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ada yang mengatakan bahwa pada suatu titik evolusi manusia, terdapat suatu perubahan.

Sebagai contoh, pada tahun 1987, ahli biologi Tim Caro mengeksplorasi tujuh teori yang ada mengenai hal ini. Salah satu teori itu adalah payudara memudahkan bayi yang baru lahir untuk menyusu dari pangkuan, memberikan ibu mereka lebih banyak mobilitas untuk multitasking.

Tapi teori itu tidak menjelaskan mengapa payudara tetap besar setelah tahap menyusui selesai.

Kemudian, teori yang paling populer pertama kali diusulkan Charles Darwin, yang lantas dieksplorasi oleh ahli zoologi Desmond Morris dalam bukunya tahun 1967 "The Naked Ape".

Morris menuliskan, payudara berevolusi sebagai simbol seks untuk menggantikan bagian belakang yang bengkak (pantat) pada primata betina selama ovulasi. Begitu nenek moyang kita mulai berjalan tegak, vagina lebih berorientasi ke tubuh bagian bawah depan. Sebagaimana diketahui, jantan pada masa lalu mendekati betina dari belakang.

Satu teori yang kurang disetujui, didukung oleh Leonard Shlain, seorang ahli bedah dan penulis “Seks, Waktu, dan Kekuatan: Bagaimana Seksualitas Wanita Membentuk Evolusi Manusia," (Viking, 2003), menunjukkan bahwa payudara wanita tumbuh bulat setelah nenek moyang kita berdiri tegak.

Teori ini setidaknya menjelaskan mengapa dada wanita membengkak saat pubertas, tetapi tidak bisa menjawab mengapa perempuan masih berdada setelah menopause.

Payudara manusia mengandung lebih banyak lemak daripada mamalia betina lainnya. Lemak itu mengisi jaringan payudara, membuatnya memiliki bentuk. Payudara juga merupakan rumah bagi berliter-liter susu, dan keberadaannya permanen.

Kadang, payudara juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada perempuan, berupa sakit punggung dan dada. Ini menjadi alasan sejumlah perempuan mengurangi ukuran payudaranya. Pada tahun 2016, 61.000 perempuan di AS memutuskan untuk memperkecil payudaranya.

Selain itu, payudara juga bisa mematikan. Kanker payudara adalah penyebab No. 1 kematian terkait kanker pada wanita di seluruh dunia. Menghilangkan kedua payudara mengurangi risiko wanita terkena kanker payudara paling sedikit 95 persen.

Namun terlepas dari ancaman kanker, pada masa sekarang, payudara juga bisa menjadi simbol daya tarik pada perempuan, membuat mereka merasa percaya diri dan diinginkan.

Sumber: IFL Science