Studi, Tahun 2300 Terjadi Kepunahan Massal

Ilustrasi pemanasan global
Sumber :
  • Independent

VIVA – Isu tentang pemanasan global telah cukup mengkhawatirkan sejak beberapa dekade terakhir. Ilmuwan menyebutkan, suhu yang meningkat secara yang ekstrem membuat hewan laut tak dapat bernapas, sehingga memicu kepunahan massal terbesar yang pernah ada di planet kita.

Pada 252 juta tahun lalu, seperti diterangkan di laman Independent, studi ilmuwan menemukan bahwa Bumi mengalami peristiwa The Great Dying, kepunahan massal yang melenyapkan 95 persen spesies laut dan 70 persen hewan darat.

The Great Dying itu sendiri memiliki pengaruh besar bagi Bumi, membawa keadaan yang panas. "The Great Dying memiliki implikasi yang besar bagi nasib dunia yang memanas saat ini," kata ilmuwan Amerika Serikat, yang tak disebutkan namanya, dikutip dari Independent, 10 Desember 2018.

Sementara itu, dalam penelitian lain, ilmuwan menemukan kemungkinan bahwa The Great Dying memiliki hubungan dengan serangkaian letusan besar gunung berapi di Siberia.

Namun, ada satu aspek yang belum terjawab mengenai pemanasan global, yaitu apa yang sebenarnya membuat lautan menjadi tak ramah bagi kehidupan spesies di sana.

Lantas, penelitian baru kembali dilakukan untuk menjawab pertanyaan itu. Hasilnya seperti dilaporkan di Jurnal Science, bahwa ketika suhu air menghangat, itu menyebabkan kurangnya oksigen bagi makhluk laut.  

Jika emisi gas rumah kaca terus tidak terkendali, pemanasan di samudra bisa mencapai 20 persen sebelum tahun 2100. Kemudian pada 2300, diperkirakan menyentuh 35-50 persen dari peristiwa Great Dying.

"Studi ini menyoroti potensi kepunahan massal karena iklim antropogenik (disebabkan manusia)," kata pemimpin penelitian dari Universitas Washington, Justin Penn.

Keadaan oksigen di laut saat ini sama dengan kondisi sebelum letusan Siberia. Dalam serangkaian simulasi komputer, para ilmuwan meningkatkan gas rumah kaca untuk mendapat gambaran sesuai kondisi saat The Great Dying. Hal ini yang menyebabkan suhu permukaan laut meningkat 10 derajat Celcius.

Model ini memicu perubahan dramatis di lautan, yang kehilangan sekitar 80 persen oksigen mereka. Setengah dari kedalaman samudra diprediksi benar-benar tidak ada oksigen untuk menopang kehidupan laut.

"Sangat sedikit organisme laut yang tetap berada di habitat, ada dari mereka yang melarikan diri atau ada juga yang musnah," kata peneliti lain, Curtis Deutsch.

Simulasi ini juga menemukan, spesies yang paling menderita adalah yang hidup jauh dari daerah tropis, makhluk laut tersebut sensitif jika sudah kehilangan oksigen. Sedangkan spesies tropis diketahui telah beradaptasi dengan kondisi hangat.

"Ini adalah pertama kalinya kami membuat prediksi mekanistik, tentang apa yang menyebabkan kepunahan di masa depan," kata Penn.

Para ahli berpikir bahwa Bumi saat ini sedang mengalami kepunahan massal keenam dalam sejarah, karena kerusakan yang disebabkan manusia. Eksploitasi berlebihan meningkatkan emisi gas rumah kaca, menyebabkan banyaknya kepunahan spesies dalam beberapa tahun terakhir. (ann)