Gopay Vs OVO, Mana yang Lebih Banyak Dipakai?

Masyarakat Cashless (Sumber Foto: GoPay)
Sumber :

VIVA – Perusahaan ride hailing, Grab dan Gojek tak hanya menyediakan layanan transportasi, tapi juga pemesanan dan pengiriman makanan melalui GoFood dan GrabFood. 

Menurut Deputi CEO Spire Indonesia, Jeffrey Bahar, makanan cukup menguntungkan dibandingkan dengan transportasi. Orderannya akan masuk lebih cepat dan besar jumlahnya dibandingkan mengantar penumpang. 

"Jadi buat mereka itu transaksi besar, sekali beli makanan kan bisa 50 sampai 100 ribu," kata dia di Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019.  

Hal itu juga yang membuat Jeffrey berpendapat bahwa dua perusahaan tersebut akan mengembangkan layanan food delivery lagi. 

Selain itu, perkembangan layanan food delivery juga akan berpengaruh pada dompet elektronik (e-Wallet) masing-masing perusahaan. Jeffrey menuturkan pengguna akan lebih banyak menaruh uangnya di OVO dan Gopay untuk pembayaran layanan ini. 

"Untuk dongkrak supaya layanannya besar dari Gofood, ini akan bantu uang yang nganggur dan parkir di dompet digital akan besar. Orang akan butuhkan saldo lebih besar yang biasanya butuh 100 ribu untuk 10 kali ride, sekarang 100 ribu cukup untuk dua order saja," ujarnya. 

Spire Indonesia telah melakukan riset mengenai hal tersebut, dengan melibatkan 100 responden, masing-masing 50 pengguna OVO dan 50 Gopay. 

Tercatat 40 persen responden menggunakan Gopay untuk membayar layanan makanan mereka di merchant dan 10 persen untuk non-merchant. Sedangkan sekitar 26 persen pembayaran OVO dialirkan ke merchant dan non-merchant sebesar 20 persen. 

Pembayaran e-wallet ini juga dilakukan untuk pembelian pulsa, bayar parkir, serta untuk membayar listrik. 

"OVO lebih banyak buat bayar pulsa (40 persen), buat bayar parkir (4 persen)," ujar Jeffrey.