Hacker Punya Cara Favorit Sasar Pengguna Indonesia

Ilustrasi malware.
Sumber :
  • NoVirus

VIVA – Hadirnya era Industri 4.0 di Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin dinamis. Data Kaspersky Lab pada kuartal ketiga 2018 mengungkapkan, ada 28 persen pengguna komputer yang terkena serangan siber berbasis web.

Serangan melalui browser menjadi metode utama hacker dalam menanamkan program berbahaya. Perusahaan menemukan 10.943.947 ancaman cyber-borne internet di perangkat konsumen. Fakta ini menempatkan Indonesia di peringkat 35 tentang bahaya yang timbul karena penggunaan browser.

Territory Channel Manager SEA Kaspersky Lab Indonesia, Dony Koesmandarin mengatakan, pelaku kejahatan siber memanfaatkan celah keamanan atau bug dalam software, kemudian menginfeksi pengguna yang mengunjungi situs web

"Infeksi terjadi tanpa sepengetahuan user. Banyak yang menggunakan pendekatan ini untuk menargetkan serangan pada korban. Dalam beberapa kasus mereka juga menggunakan malware tanpa file yang sulit dideteksi dan dihapus," ujarnya, di Jakarta, Kamis 7 Februari 2019.

Metode lain yang digunakan adalah dengan melakukan serangan melalui rekayasa sosial. Serangan yang dimaksud adalah sistem yang membutuhkan persetujuan dari pengguna. Pengguna diharuskan mengklik tautan unduh file dalam metode yang tidak kentara.

Kaspersky Lab menyarankan masyarakat untuk memasang produk software keamanannya. Mereka mengklaim dapat mendeteksi aktivitas berbahaya di perangkat, memblokir malware, memiliki fitur machine learning untuk menemukan kode berbahaya dan mampu memblokir objek yang terinfeksi agar tidak terhubung dengan perangkat komputer.