Iriana Jokowi Nangis di Hajar Aswad, Kata Ilmuwan Itu Batu Meteor

Jokowi dan keluarga di depan Hajar Aswad
Sumber :
  • YouTube VIVA.co.id

VIVA – Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara, Iriana, dan dua putranya, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, menunaikan ibadah umroh di Tanah Suci pada Senin, 15 April 2019. Di sela-sela umroh, Jokowi sekeluarga berkesempatan untuk masuk Kakbah dan mencium Batu Hitam Hajar Aswad.

Pada momen tersebut, sebagaimana terekam dalam video, terlihat Iriana menangis dan menutup muka dengan kain putih yang membalut kepala hingga tubuhnya.

Dalam keyakinan umat Muslim, Hajar Aswad bukan sekadar batu hitam biasa. Selain letaknya di penjuru timur Kakbah, ada kisah sejarah sejak zaman Adam dan Hawa yang melatarbelakangi keberadaan batu tersebut.

Ketika para jemaah umroh dan haji melakukan ritual thawaf mengelilingi Kakbah, banyak yang berhenti dan mencoba mencium Hajar Aswad - sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Namun, hal ini bukan perkara mudah. Lantaran harus bersaing ketat dan berdesak-desakkan dengan para jemaah dari seluruh penjuru dunia.

Maka itu, jika Iriana terlihat menangis lantaran merasa terharu dapat mencium Hajar Aswad dengan leluasa tanpa berdesak-desakkan, tentu ini merupakan hal mudah dipahami. Mengingat perjuangan untuk sampai di Batu Suci itu telah pula diceritakan oleh banyak kalangan: teramat sangat sulitnya.

Dalam sebuah riwayat di kalangan umat Islam disebutkan, orang yang berhasil bersalaman (menyentuh) Hajar Aswad, seolah-olah ia sedang bersalaman dengan Allah yang Maha Pengasih.

Menurut kepercayaan Muslim pula, Hajar Aswad adalah batu yang ditemukan oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, ketika mereka sedang mencari batu untuk membangun Ka'bah. Mereka mengakui nilainya dan menjadikannya salah satu pilar bangunan.

Hajar Aswad juga dipercayai merupakan batu dari surga. Dulunya berwarna putih, namun karena menyerap dosa-dosa manusia, batu ini kemudian berubah menjadi hitam.

Dari sisi ilmiah, Hajar Aswad tak luput dari pandangan para ilmuwan. Ada beberapa pendapat tentang apa sebenarnya batu berdiameter 30 cm dan 1,5 meter di atas tanah itu. Menurut laman Geologypage, salah satunya anggapan bahwa batu tersebut berasal dari ledakan meteorit.

Namun, tidak ada studi ilmiah yang diizinkan untuk meneliti Hajar Aswad. Sehingga apa yang mengemuka hanya berakhir sebagai spekulasi. Termasuk teori bahwa Hajar Aswad tak lain merupakan batu akik, batu basal, batu obsidian, hingga artefak alien.

Ahli geologi dari Oxford University, Anthony Hampton dan timnya mengusulkan bahwa Hajar Aswad adalah Batu Hitam yang disembah oleh orang-orang Arab sebelum masa Islam, alias pagan.

“Bagian yang belum jelas dari batu ini adalah bahwa penjaga batu tidak mengizinkan tes ilmiah, karena alasan budaya dan agama yang jelas," kata Hampton.

Meski begitu, upaya lain telah dilakukan demi menemukan cara untuk memperoleh informasi tentang Hajar Aswad. Sampel pasir lokal yang diambil dari radius 2 km (1,2 mil) dari batu, mengungkapkan jumlah konsentrasi iridium, logam yang ditemukan di meteorit dengan limpahan yang jauh lebih tinggi daripada limpahan rata-rata di kerak bumi.

Namun kembali lagi, ini sifatnya masih spekulasi. Karena jika ditilik lebih jauh, masih banyak beberapa hipotesis mengenai Hajar Aswad, yang semuanya memberikan paparan ilmiah, misalnya oleh geolog Prior-Hey, Agus Mustofa, dan Elsebeth Thomsen.

Yang paling santer terdengar adalah dugaan Hajar Aswad merupakan hasil meteorit. Sejauh hipotesis itu bersifat tidak pasti, yang tak dapat dibantah adalah fakta bahwa Hajar Aswad merupakan Batu Suci, terletak di dekat Kakbah, pusara energi umat Islam dari seluruh penjuru Bumi. (ann)