Google Uji Coba Fitur Jumlah Kursi Kosong Transportasi Umum

Penumpang menaiki kereta MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa, 26 Maret 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Google Maps sedang menguji coba fitur untuk mengetahui kepadatan sebuah kendaraan umum. Langkah Google Maps ini akan berbeda dari sekadar mengetahui lalu lintas yang bisa dihitung dengan algoritma. 

Dilansir dari laman Android Police, Kamis 18 April 2019, beberapa pengguna rute kendaraan umum mendapatkan notifikasi. Google Maps akan bertanya seberapa padat angkutan tersebut yang mereka kendarai. 

Kepadatan itu memiliki beberapa pilihan seperti apakah angkutan tersebut banyak kursi kosong atau pun beberapa saja yang tersisa. Ada pula pertanyaan mengenai ruang berdiri yang luas atau sangat sempit. 

Kabarnya pertanyaan ini sudah muncul untuk pengguna iOS beberapa waktu lalu dan sudah tersedia untuk Android. Laporan tersebut datang untuk pengguna subway di Bay Area, New York, Washington, Tokyo, dan Paris. 

Konsep informasi crowdsource atau urunan daya ini sudah digunakan Google sebelumnya. Beberapa di antaranya merupakan hasil olah data yang dikirimkan pengguna. 

Beberapa data juga datang dari kalkulasi otomatis algoritma Google, seperti kepadatan objek wisata dan kesulitan mendapatkan parkir. 

Pada tahun lalu, Google mengumumkan telah bekerja sama dengan otoritas Transport New South Wales di Sydney. Google Maps akan memberi informasi mengenai kepadatan kendaraan seperti bus dan kereta yang akan ditumpangi. 

Selain Sydney, kabarnya fitur tersebut akan dikembangkan di kota lain di dunia. Namun belum ada kejelasan waktu perilisannya. 

Konsep kerja sama ini berbeda dengan laporan yang dilakukan oleh pengguna Google Maps. Belum jelas juga apakah ke depannya Google akan menggunakan konsep crowsourcing ini. 

Atau kemungkinan lainnya, mereka akan tetap bekerja sama dengan perusahaan transportasi di sejumlah wilayah. Nantinya data dari perusahaan itu serta data dari penggunanya akan dikombinasikan. (dhi)