Daripada Konsolidasi, Operator Telekomunikasi Pilih Jalan Sendiri

Ilustrasi menara telekomunikasi.
Sumber :
  • www.pixabay.com/blickpixel

VIVA – Isu konsolidasi operator sudah lama jadi bahan perbincangan. Pemerintah mencanangkan sejumlah opsi agar industri bisa lebih tenang berkonsolidasi. 

Menurut Sekretaris Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia, Danny Buldansyah, isu merger operator telekomunikasi masih menjadi masalah bisnis. Ada peran penting pemegang saham untuk perusahaan telekomunikasi dalam memutuskan konsolidasi atau tidak. 

"Pertimbangannya masih bisnis bahwa option yang lebih untung, merger, atau akuisisi konsolidasi atau jalanin sendiri. Saat ini hampir saya merasa kalau saya jalanin sendiri lebih bagus," kata Danny, di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019. 

Faktor lainnya adalah pandangan pemegang saham global. Sebagaimana diketahui, sejumlah operator yang beroperasi di Indonesia tak sepenuhnya dikendalikan oleh pemegang saham lokal. Bahkan beberapa di antaranya dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi global. Dengan demikian, pemegang saham global turut berperan dalam keputusan konsolidasi.

Dia mengatakan, jika operator dalam negeri sudah memenuhi kriteria konsolidasi, belum tentu sama dengan pandangan pemegang saham globalnya. Kriteria yang dimaksud salah satunya adalah perusahaan mengalami kerugian dan tidak berkembang.

"Wah pelanggannya terbanyak di Indonesia dibandingkan di seluruh daerah operasional yang lain. Kan sayang dijual tahu-tahu turun. Jadi dilihat juga strategi globalnya mereka gimana," ujar dia.

Menurutnya, kekhawatiran konsolidasi selain pada pemegang saham juga masalah spektrum atau frekuensi. Sejauh ini belum adanya aturan mengenai hal tersebut. 

Aspek lainnya yang perlu diperjelas adalah soal penomoran, struktur, hak dan kewajiban dari perusahaan. Jangan sampai operator memiliki infrastruktur berlebih usai konsolidasi. 

"Jangan sampai misalnya operator A punya kewajiban bangun 50 ribu BTS, operator B membangun 40 ribu BTS. Tahu-tahu jadi 90 ribu padahal di kota yang sama semua. Itu kan juga komitmen pembangunan. Itu juga diperjelas," jelasnya. (ase)