Cara Industri Kenalkan Investasi Forex Berbasis Blockchain

Ilustrasi teknologi Blockchain.
Sumber :
  • Institut Friedland

VIVA – Risiko perdagangan forex online semakin besar lantaran banyak broker ilegal yang merugikan nasabah. Oleh karena itu, kehadiran platform perdagangan berbasis Blockchain, Global Investa Capital (GIC) Trade, berupaya untuk menekan efek buruk transaksi online.

"Teknologi kami mampu meminimalisir, transparansi dan bebas biaya," kata pendiri dan Kepala Eksekutif GIC Trade, Peter Tandean, lewat keterangannya, Kamis, 9 Mei 2019.

Setelah GIC Trade berhasil masuk listing Exchange Primadax, ia menuturkan jika perusahaannya resmi menggandeng Merry Riana sebagai brand ambassador dengan harapan bisa membawa dampak positif serta memiliki prinsip yang sama dengan GIC Trade.

"Kami ingin meningkatkan kesadaran dalam berinvestasi dengan tujuan mencapai kebebasan finansial dengan cara yang inovatif," ungkap dia.

Tandean optimistis dapat terus mendorong pola pikir investasi yang lebih kuat di Indonesia di mana kesadaran untuk investasi masih sangat minim.

Menurutnya saat ini kesadaran untuk berinvestasi di Indonesia masih sangat rendah, atau 0,4 persen dari total penduduk Indonesia. "Kami ingin mendobrak persepsi lama tentang investasi, khususnya investasi di bidang Forex," paparnya.

Untuk itu pada Rabu, 15 Mei mendatang, GIC Trade akan menggelar Kompetisi Live Trading setelah berhasil menjalankan Kompetisi Trading Demo dengan hadiah total Rp1,5 miliar.

Tandean mengungkapkan bahwa kompetisi ini akan menjadi kompetisi terbesar dalam sejarah dan paling bergengsi di tahun ini karena memperbutkan total hadiah senilai Rp7 miliar, dan terbagi ke dalam 5 babak plus 1 babak final.

Sementara itu, Brand Ambassador GIC Trade, Merry Riana, mengaku antusias mendukung kompetisi trading yang digelar pekan depan tersebut.

Menurutnya, dengan diadakannya kompetisi ini semakin terbuka pengetahuan tentang transaksi di pasar derivatif atau lebih dikenal dengan Bursa Berjangka.

"GIC Trade punya fitur Market Maker. Jujur, ini sesuatu yang sangat baru untuk saya. Karena sebagai market maker kita bisa mendapatkan passive income baru tanpa harus selalu memantau pergerakan harga yang fluktuatif," kata Merry.

Sebagai informasi, saat ini pengguna platform GIC Trade sudah mencapai tujuh ribu orang. Diharapkan bisa mencapai 20 ribu pengguna sampai akhir tahun ini. Adapun volume transaksi di GIC Trade sudah mencapai US$30 juta (Rp425 miliar), dan akhir 2019 meningkat menjadi US$100 juta (Rp1,42 triliun).