Listrik Mati, Pakar: Indonesia Masih Rapuh, No Power No IT

Evakuasi para penumpang kereta MRT saat listrik Jakarta padam, 4 Agustus 2019.
Sumber :
  • Ist

VIVA – Padamnya listrik di Jawa pada Minggu siang 4 Agustus 2019 menjadi peringatan serius bagi pemerintah Indonesia. Chairman lembaga riset Communication and Information System Security Research Center atau CISSReC, Pratama Persadha menilai, insiden listrik mati itu membuktikan Indonesia perlu banyak persiapan menjadi negara digital dan non tunai atau cashless. Dia menilai listrik mati yang heboh kemarin menunjukkan Indonesia yang rapuh. 

Tanpa sumber daya listrik, gerakan non tunai yang menjadi program Bank Indonesia akan terkendala. Selain itu, pasokan listrik juga menjadi kunci bagi industri ojek daring. Internet lumpuh dampak dari BTS yang kehabisan pasokan listrik.

Dalam kondisi internet tersebut, smartphone pengguna cuma timbul tenggelam. Dalam insiden listrik padam kemarin, beberapa operator telekomunikasi terganggu, bahkan cuma untuk telepon saja. 

"Hal inilah yang membuat kita menyadari bahwa 'No Power, No IT'. Maksudnya adalah segala kecanggihan dan kemudahan teknologi akan lumpuh bila pasokan listrik tidak ada," ujar Pratama kepada VIVA.co.id, Senin 5 Agustus 2019. 

Pakar telik sandi itu mengungkapkan insiden padamnya listrik Minggu 4 Agustus 2019, dia teringat dengan kejadian serupa di Estonia pada 2007. 

Hampir dua dekade lalu, instalasi listrik di negeri tersebut diserang peretas dan dampaknya masyarakat tak bisa berkegiatan yang bersentuhan dengan listrik. Mengambil uang tunai di ATM tidak bisa, penghangat ruangan bayi sampai lampu lalu lintas menjadi mati. Dampaknya meluas sampai ke pusat perbelanjaan, sebab pembayaran non tunai dengan menggesek kartu kredit atau debit juga gagal dilakukan. 

"Hal semacam ini membuat pemerintah harus melihat betapa kita sebenarnya masih sangat rapuh. DKI Jakarta dan sekitarnya yang merupakan jantung negara ternyata tak berdaya menghadapi blackout. Sistem kita harus diarahkan pada kemampuan backup layanan yang mumpuni," kata dia. 

Pratama mengatakan, selain infrastruktur listrik menurutnya yang perlu menjadi perhatian yaitu kemampuan BTS operator bertahan dalam keadaan listrik padam total. 

"Para provider harus menyiapkan mitigasi ke depan bagaimana menghadapi situasi serupa sehingga masyarakat yang sudah membayar pulsa dan data juga tetap bisa mendapatkan layanan prima," ujarnya. 

PLN telah meminta maaf kepada pelanggan atas listrik padam pada Minggu 4 Agustus 2019. Dalam konfirmasinya, PLN mengungkapkan listrik padam massal ini akibat gangguan transmisi Ungaran-Pemalang 500kV yang mana berdampak pada padamnya listrik di beberapa wilayah Jawa yaitu Jabodetabek, sebagian wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.