4 Isu Keamanan Siber yang Perusahaan Harus Dipahami

Ilustrasi keamanan siber.
Sumber :
  • HIMSS

VIVA – Perusahaan keamanan siber ITSec Asia menggelar InfoSec Summit Indonesia yang dihadiri oleh para pembuat kebijakan keamanan siber, inisiator, profesional, inovator, penyedia layanan dan konsumen.

"Banyak topik beredar terkait keamanan siber. Saya mengalami bagaimana lanskap siber tidak ada yang aware. Kedepan landscape akan terus berkembang, oleh sebab itu kita harus membuat pencegahan," kata CEO Stonetreegroup, Patrick Dannacher di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2019.

Lebih lanjut ia mengatakan, ancaman yang akan terjadi di masa depan tidak bisa diukur. Perusahaan yang sudah berada di ranah digital harus memiliki pertahanan, misalnya dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Adapun masalah-masalah yang dibahas adalah:

Serangan siber semakin canggih

Hadirnya teknologi machine learning atau pembelajaran mesin membuat penjahat siber bisa menciptakan teknik yang lebih kompleks dan efektif serta berpotensi lebih berbahaya dari sebelumnya. Serangan bisa saja lebih canggih, dapat beroperasi tanpa manusia dan sulit dideteksi.

Teknologi digital

Penggunaan perangkat pintar akan semakin meningkat, sehingga memungkinkan untuk bisa mengakses informasi keuangan dan data pribadi yang sifatnya sangat sensitif. Pada 2020 saja diperkirakan ada lebih dari 20 miliar perangkat Internet of Things (IoT) yang terhubung, menciptakan peluang besar bagi penjahat siber.

Regulasi

Regulasi terkait keamanan siber sudah diterapkan di Eropa yang disebut dengan GDPR (General Data Protection Regulation). Di Indonesia sendiri ada dua calon regulasi, adalah Undang-undang Perlindungan Data Pribadi dan Undang-undang Keamanan dan Ketahanan Siber.

Menumbuhkan kesadaran risiko serangan siber

Kerugian yang disebabkan serangan siber membuat perusahaan di dunia menciptakan sebuah antisipasi dari kerentanan dan implikasi negatif. Tahun lalu saja pengeluaran keamanan siber untuk Asia Tenggara mencapai US$1,90 miliar dan pada 2025 diperkirakan tumbuh hingga US$5,45 miliar.