Ditinggal Nadiem Makarim, Gojek Kini Siap IPO di Dua Negara

Meski ditinggal Nadiem, Gojek Enggak Gentar! Malah Niat IPO di Tahun
Sumber :
  • wartaekonomi

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo mengonfirmasi, perusahaannya sedang mempersiapkan diri untuk melantai di dua bursa di masa depan, dengan Indonesia sebagai target utama.

Pernyataan Andre mendukung harapan Presiden Komisaris Gojek, Garibaldi Thohir yang menyebutkan, Gojek akan menjadi perusahaan publik Indonesia, cepat atau lambat.

“Ini adalah kesempatan bagi investor (publik) Indonesia untuk berpartisipasi. Jika memungkinkan, kami juga akan melakukan listing sekunder di tempat lain,” kata Andre, dikutip dari KrAsia, Jumat (25/10/2019).

Partner Andre, Co-founder sekaligus Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi mengungkapkan, perusahaannya sudah mengalami kemajuan signifikan untuk memastikan bisnis yang berkelanjutan, meskipun sedang menghadapi persaingan ketat dengan Grab di pasar.

Kevin membeberkan, “banyak produk inti kami yang mencapai margin kontribusi positif pada akhir tahun. Artinya, kami menghasilkan uang dalam tiap transaksi. Kami juga mengalami kemajuan signifikan dalam membangun solusi untuk konsumen.”

Untuk melantai di pasar saham Indonesia, akan ada beberapa tantangan yang harus Gojek hadapi menurut Andre. Hal itu berkaitan dengan likuiditas pasar dalam menyerap perusahaan seperti Gojek.

“Pasar Indonesia belum terdidik dengan baik dan belum banyak perusahaan teknologi besar yang terdaftar. Akan selalu ada peluang jika perjalanan kita berhasil,” tambahnya.

Saat ini, Gojek masih menghimpun dana segar US$2 miliar hingga akhir tahun ini. Perusahaan juga menargetkan meningkatkan basis pengguna di luar Indonesia. Saat ini, baru sekitar 20% pengguna yang bertransaksi di luar Indonesia. Gojek menargetkan untuk menghimpun 50% pengguna transaksi global dalam beberapa tahun ke depan.

Selain Gojek, CEO Tokopedia, William Tanuwijaya juga telah menyatakan niat untuk melantai di dua pasar saham dalam beberapa tahun mendatang, menurut laporan Bloomberg.