Mitos Gerhana Matahari, Banyak Pantangan untuk Ibu Hamil

Gerhana Matahari Cincin.
Sumber :
  • www.bmkg.go.id

VIVA – Masyarakat Indonesia akan menyaksikan peristiwa Gerhana Matahari Cincin (GMC) pada Kamis hari ini, 26 Desember 2019. Gerhana Matahari Cincin terjadi di mana Bulan berada satu garis dengan Bumi dan Matahari tetapi posisi Bulan berada pada titik terjauh dari Bumi.

Peristiwa alam ini kerap dikaitkan dengan mitos dan takhayul, bahkan sejak zaman kuno. Dikutip dari situs Latestly, berikut beberapa mitos dan takhayul yang dimaksud:

1. Dalam beberapa budaya, ketika Gerhana Matahari tiba maka masyarakat dalam jumlah besar melakukan perkumpulan dan membuat kebisingan dengan berbagai alat yang mereka bawa, seperti sendok, lalu dipukul-pukulkan ke wadah. Tujuannya untuk menakut-nakuti setan yang menyebabkan terjadinya peristiwa alam ini.

2. Pada legenda Yunani Kuno, munculnya Gerhana Matahari disebabkan oleh dewa yang sedang marah. Kala itu, masyarakatnya meyakini juga bahwa Gerhana Matahari sebagai tanda awal dari bencana dan kehancuran.

3. Mitos Gerhana Matahari juga dikaitkan dengan ibu hamil. Mereka diminta untuk tetap berada di dalam rumah selama Gerhana Matahari. Masyarakat di Indonesia bahkan mempercayai kalau ada Gerhana Matahari, maka sang ibu hamil diminta 'ngumpet' di kolong tempat tidur.

Bukan hanya itu. Ada pula yang harus menggunakan benda semacam logam untuk menutupi perut pada ibu hamil sebagai langkah keamanan, hingga tidak boleh makan makanan yang dimasak sebelum Gerhana Matahari usai.

4. Masih di Indonesia, masyarakat Tidore, Maluku, percaya bahwa gerhana terjadi karena ada raksasa yang memakan Matahari. Zaman dahulu, Tidore memiliki tradisi memukul kentung dari bahan bambu untuk mengusir raksasa. Ritual itu dikenal dengan nama Dolo-Dolo.

5. Menurut legenda di India, iblis licik bernama Rahu berusaha meminum nektar para dewa untuk mencapai keabadian. Menyamar sebagai seorang wanita, Rahu berusaha menghadiri perjamuan para dewa dan ditemukan oleh Wisnu.

Sebagai hukuman, iblis itu segera dipenggal kepalanya. Namun, kepala yang dipenggal itu terbang melintasi langit dan membuat Matahari gelap selama peristiwa gerhana.

Beberapa versi mengatakan bahwa Rahu sebenarnya bisa mencuri seteguk nektar tetapi dipenggal sebelum eliksir mencapai seluruh tubuhnya, jadi baru kepalanya saja yang mencapai keabadian.