Hujan Lebat Diprediksi hingga 25 Januari, BPPT Lakukan Langkah Ini

Tim TMC-BPPT sedang melakukan operasi penyemaian awan.
Sumber :
  • Dok. BPPT

VIVA – Tim Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TMC-BPPT) kembali meningkatkan operasi untuk menghadapi adanya peningkatan ancaman terhadap banjir di wilayah Jabodetabek.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan lebat akan terjadi pada periode 17 hingga 23 Januari 2020. Namun, prediksi hujan lebat itu dikatakan masih di bawah rata-rata curah hujan yang terjadi pada awal tahun ini.

“Selain prakiraan yang dirilis BMKG, kami juga memprediksi cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga tanggal 25 Januari," ujar Kepala Balai Besar TMC-BPPT, Tri Handoko Seto, Minggu, 19 Januari 2020.

Ia berharap jika masyarakat tidak panik namun tetap waspada dengan prediksi cuaca selama satu minggu ke depan. Timnya juga terus berusaha melaksanakan operasi TMC untuk mengurangi ancaman banjir di Jabodetabek.

Tri menambahkan secara teknis tim TMC akan lebih intensif untuk memonitor pertumbuhan dan pergerakan awan-awan yang diperkirakan akan bergerak menuju wilayah Jabodetabek.

“Monitoring ini dilakukan sejak dini hari hingga setelah Matahari terbenam. Awan-awan tersebut jauh-jauh akan segera disemai. Biasanya, awan-awan ini masih berada di Laut Jawa, Selat Sunda, dan wilayah Ujung Kulon agar segera turun hujan sebelum memasuki wilayah Jabodetabek,” jelas Tri.

Tim TMC-BPPT akan melakukan penerbangan penyemaian awan 4 hingga 5 sorti selama pada operasi pencegahan banjir. Hal ini berbeda saat operasi TMC kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang beroperasi dua sorti penerbangan per hari.

Hingga Sabtu, 18 Januari 2020, TMC telah melakukan 44 sorti dengan total jam terbang lebih dari 95 jam. Total bahan semai yang digunakan lebih dari 73 ton, dengan ketinggian penyemaian sekitar 9 ribu hingga 12 ribu kaki (feet).

Dari data Posko TMC-BPPT mencatat operasi ini telah mengurangi curah hujan wilayah Jabodetabek hingga mencapai 44 persen dari yang diperkirakan.

“Hasil operasi ini juga menunjukkan bahwa curah hujan di wilayah Jabodetabek mampu ditekan lebih kecil daripada rata-rata curah hujan di sekitarnya,” ujar Tri.