Duh, Menkominfo Johnny G Plate Ngeluh Harga Netflix Kemahalan

Menkominfo, Johnny G Plate.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate meminta Netflix menghadirkan biaya yang kompetitif alias tidak kemahalan. “Tentu berharap agar biayanya menjadi lebih kompetitif,” ujarnya di Jakarta.

Menurut Bang Menteri Johnny, saat ini pasar Netlfix masih kemahalan, sehingga harga yang lebih kompetitif akan menjangkau daya beli yang lebih luas. Meski begitu, dia menyerahkan keputusan tersebut kepada perusahaan yang didirikan oleh Reed Hastings tersebut.

“Tentu untuk menjangkau daya beli di Indonesia, pasar besar itu, keekonomian itu atau harga itu adalah keputusan perusahaan dengan seluruh pertimbangan. Kita serahkan kepada perusahaan. Kalau ditanya kualitas yang baik, pasarnya yang besar, harganya kompetitif kan bagus,” ungkap dia.

Netflix memiliki empat paket berlangganan Netflix terdiri dari Ponsel (Rp49.000), Dasar (Rp109.000), Standar (Rp139.000), Premium (Rp169.000).

Sebagai perbandingan, paket berlangganan bulanan layanan video streaming Hooq berkisar Rp30.000 hingga Rp75.000. Sementara, layanan video streaming Viu membanderol Rp30.000 untuk langganan per bulan.

Sebelumnya, Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan menyebut bahwa sudah ada cara untuk menarik pajak dari platform over the top (OTT) seperti Netflix.

Apa yang dimaksud Semuel adalah Nexus Tax. Namun, rincian bagaimana cara kerja Nexus Tax itu sendiri sedang dipersiapkan. "Nanti kita akan punya yang namanya Nexus Tax. Itu artinya orang dari luar negeri pun boleh, bisa bayar pajak," ujar Semuel, belum lama ini.

Nantinya, menurut Semuel, Nexus Tax akan memiliki dasar hukum yang diturunkan dari PP 71. Adapun PP 71 Tahun 2019 mengatur tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE).

Sistem ini disebut Semuel mirip seperti di Australia. Platform yang beroperasi diwajibkan mendaftar dalam rancangan aturan ini.