Benua Antartika Ternyata Pernah Ditutupi Hutan Hujan Tropis

Benua Antartika.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Para ilmuwan berhasil mengungkapkan bahwa sebagian besar wilayah Antartika Barat dan sebagian besar Antartika timur pernah tertutup hutan hujan. Benua di kutub selatan bumi yang kini tertutup es tersebut ternyata dulunya adalah rumah bagi tanaman dalam jumlah besar, selama periode 90 juta tahun silam.

Dilansir dari The Sun, Senin, 6 April 2020, hutan hujan di Antartika diperkirakan di pertengahan era Cretaceous, ketika permukaan laut sekitar 550 kaki lebih tinggi. Pada saat itu, suhu permukaan laut di daerah tropis mungkin sekitar 35 derajat Celcius.

Profesor Ulrich Salzmann selaku rekan penulis di Universitas Northumbria mengatakan wilayah besar Antartika pernah menjadi hutan hujan dataran rendah berawa-rawa sedang. Dia mengatakan jenis hutan ini kemungkinan telah menutupi sebagian besar wilayah pesisir Antartika dan sebagian besar Antartika Barat.

"Sulit untuk mengatakan apa yang tumbuh di pegunungan yang lebih tinggi, misalnya Antartika Timur, karena kami belum memiliki titik data dari wilayah ini. Namun pemodelan iklim yang kami gunakan menunjukkan sebagian besar Antartika pasti telah bervegetasi dan tidak ada lapisan es permanen," kata Salzmann.

Bukti hutan hujan Antartika berasal dari inti sedimen yang diambil pada tahun 2017. Inti sedimen itu diekstraksi dari dasar laut dekat West Antartica's Pine Island Glacier. Tim kemudian memindai sedimen dan menemukan jaringan padat akar menyebar melalui tanah.

Tanah ini diperkirakan berasal dari 90 juta tahun silam dan mengandung jejak serbuk sari, spora dan sisa tanaman berbunga yang tak terhitung jumlahnya.

"Sangat menarik untuk melihat serbuk sari fosil yang terawetkan dengan baik dan sisa-sisa tanaman lainnya dalam endapan yang disimpan sekitar 90 juta tahun yang lalu, di dekat Kutub Selatan. Banyak sisa tanaman mengindikasikan bahwa pantai Antartika Barat pada waktu itu adalah hutan rawa yang beriklim sedang, mirip dengan hutan yang ditemukan di Selandia Baru saat ini," kata Salzmann.