Barang-barang Ini Diprediksi Laris saat New Normal

Belanja online.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Beberapa negara di dunia mulai bisa mengatasi wabah COVID-19, yang melanda sejak beberapa bulan lalu. Kegiatan dan aktivitas sehari-hari warganya, berangsur kembali normal.

Meski demikian, masyarakat diharapkan tetap menerapkan protokol kesehatan, hingga virus benar-benar bersih dari permukaan. Salah satu solusinya, yakni dengan membatasi kegiatan di luar ruangan dan melakukan pembelian melalui jalur online.

Selama pandemi, jenis barang yang banyak dibeli oleh masyarakat adalah produk kesehatan dan hiburan. Contohnya vitamin, maskerhand sanitizersmartphone, dan konsol permainan.

Saat memasuki fase normal baru, seperti dilansir dari Criteo, Selasa 16 Juni 2020, jenisnya mulai berubah lebih ke arah produk kebugaran dan bahan serta peralatan masak. Selain itu, akan ada juga peningkatan pada jenis produk rumah tangga dan kebutuhan hewan piaraan.

Produk kebugaran seperti sepatu, diprediksi akan mulai diburu oleh konsumen untuk digunakan saat berolahraga. Adanya teror virus, membuat banyak orang kini mulai berpikir untuk menjaga kesehatan dan kebugaran.

Meningkatnya permintaan akan produk kebugaran, sebenarnya sudah mulai terlihat saat masih diberlakukan pembatasan sosial. Warga yang harus berada di dalam rumah, menyisihkan sebagian dari uang mereka untuk membeli peralatan kebugaran, termasuk pelengkapnya seperti celana dan sepatu.

Peningkatan penjualan produk tersebut secara online di Jerman, beberapa waktu lalu mencapai angka 700 persen. Sementara, di Inggris angkanya 500 persen dan Australia 488 persen .

Pendiri Redknot.id, Oei Wendy juga melihat bahwa bisnis sepatu di Indonesia masih potensial, terutama untuk model sneakers. Hal ini tidak terlepas dari statusnya sebagai produsen ke-4 terbesar di dunia, setelah China, India dan Vietnam.

“Saya melihat ini adalah kesempatan yang besar untuk masuk ke industri sepatu. Pasarnya sangat besar,” ujarnya melalui keterangan resmi.

Tren edisi terbatas juga diterapkan olehnya, dan terbukti bisa menarik minat konsumen. Contohnya, pada Juni lalu ia meluncurkan seri Redknot Altitude, dan habis dalam waktu kurang dari satu jam.

“Dirajut oleh pengrajin Indonesia. Kami yakin, buatan lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dengan merek luar. Ketika merek semakin naik kelas, orang akan melihat nantinya adalah ‘buatan mana’, bukan hanya nama merek saja,” tuturnya.