Bagaimana Aktifitas Orang Ketika New Normal?

Karyawan mal antre untuk mencoba alat pendeteksi suhu tubuh saat new normal.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

VIVA – Pandemi Virus Corona COVID-19 memaksa orang-orang untuk beraktivitas secara digital, karena pemberlakuan larangan untuk melakukan kegiatan di luar rumah. Termasuk pelaku bisnis dan masyarakat yang akhirnya membuat bertransaksi di dunia maya. Lantas, bagaimana saat masuk ke era new normal?

Pendiri Zetira.id, Yoyok Rubiantono, mengatakan kolaborasi online-offline akan terjadi. Menurutnya, masyarakat tidak akan serta-merta kembali ke offline seperti sebelum pandemi menyebar.

"Begitu new normal bukan serta-merta kita kembali ke offline. Kita tetap mempertahankan (aktifitas) di online dengan alasan efisien dan lebih murah," kata Yoyok, saat berbincang dengan VIVA Tekno, belum lama ini.

Pria yang menjalankan bisnis toko online yang menjual perlengkapan rumah tangga tersebut memaparkan saat pandemi datang pelaku bisnis dan masyarakat dipaksa untuk bertransaksi di platform digital.

Namun, lama-kelamaan mereka mendapatkan manfaatnya. "Sekarang online selesai urusan. Orang merasakan semangat itu kan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Pemasaran Facebook Indonesia, Hilda Kitty, menuturkan jika normal baru pascapandemi akan membuat kolaborasi kegiatan di online dan offline.

Meski pada awal pembatasan sosial berskala besar atau PSBB diajak untuk berpindah menggunakan platform digital, tapi hal itu akan menjaga kedua aktivitas pada era new normal seperti sekarang.

"Kami melihatnya jadi salah satu alasan menentukan modul yang ada di laju digital. Yakni, ketika memasuki new normal semua itu jadi omni channel. Online dan offline jadi lebih seamless. Ini yang harus tetap dijaga," kata Kitty.

Sebagai informasi, program laju digital Facebook merupakan pelatihan mengembangkan kemampuan keterampilan di dunia digital. Pesertanya dari pencari kerja, pelaku UMKM, instansi pemerintah hingga para pelajar.

Laju digital sudah dilaksanakan sejak 2018 hingga akhir tahun lalu, di mana sudah melatih lebih dari 13 ribu di 17 kota di Indonesia. Pelatihan tahun ini juga sedikit berbeda karena dilakukan secara online akibat adanya COVID-19.

Kitty mengatakan ketersediaan Internet di berbagai daerah Indonesia juga jadi perhatian Facebook mengadakan laju digital. Itu juga yang membuat pelatihan dilakukan di platform Facebook Premiere.