Manusia Jangan Kalah Cerdas dari Smartphone dan Smart Gadget

Miss Internet Indonesia 2018, Marsya Gusman (kiri).
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – Miss Internet Indonesia 2018, Marsya Gusman, mengatakan terdapat tantangan dalam menjaga privasi di tengah masifnya pemanfaatan internet segalanya (internet of things/IoT).

Menurutnya pemanfaatan internet khususnya IoT sangat beragam. Misalkan saja jam tangan pintar (smartwatch) maupun sistem seperti yang diterapkan pada smart city.

"Di mana bisa men-track orang-orang yang tidak taat aturan dengan yang tidak. Namun, di balik itu tantangannya adalah menjaga privasi," ungkap Marsya, dalam acara daring BSSN-Huawei Cyber Scout Hunt bertajuk “Cybersecurity for IoT”, Kamis, 1 Oktober 2020.

Ia mengingatkan bagaimana sebagai pengguna internet ini bisa menjaga keamanan dari diri sendiri. Marsya menjelaskan bisa dengan membuat kata sandi yang kuat yang tujuannya memasukkan berbagai akun yang dimiliki, serta ketika menggunakan aplikasi dan muncul, maka permintaan persetujuan terkait privasi jangan disetujui semua.

“Karena kita maunya cepat jadinya setuju-setuju saja. Padahal kita (secara tidak langsung) sudah membuka rahasia yang sifatnya privasi ke aplikasi tersebut. Jadi, selain mempraktikkan dari sisi password, kita juga harus rajin membaca apa sih yang tertulis (dalam kebijakan privasi) di aplikasi itu,” kata Marsya.

Ia juga mengingatkan untuk menjaga privasi di internet seperti tidak memposting sesuatu yang bersifat mengancam privasi atau yang bisa dimanfaatkan oleh orang untuk berbuat jahat kepada diri sendiri.

“Jaga privasi kita seperti jangan umbar plat mobil atau mau pergi ke mana dari rumah. Itu kan sama saja ngasih tau orang lain. Kalau orang yang jahat bisa jadi peluang untuk memanfaatkan kelalaian atau kelemahan kita,” ungkapnya, mengingatkan.

Marsya juga menilai bahwa masyarakat masih takut ketika mendengar kata IoT. Padahal, jika masyarakat mengenal IoT lebih dekat maka mereka juga bisa memitigasi risiko yang ditimbulkan dari IoT itu sendiri.

"Dengan kita merasa lebih dekat maka kita bisa memitigasi, gitu. Karena ada efek positif dan negatif. Tapi sebisa mungkin kita meminimalisir efek negatif itu dengan cerdas menjadi manusia. Smart people jangan mau kalah dari smartphone dan smart gadget," tutur Marsya.

Ia pun mendorong Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN untuk terus-menerus melakukan edukasi terkait pemanfaatan IoT serta risiko dan cara mengamankan perangkatnya.