Orbit Bumi Kedatangan Puluhan Benda

SpaceX akan meluncurkan 60 Satelit Starlink.
Sumber :
  • Space.com

VIVA – SpaceX, perusahaan teknologi milik Elon Musk, sukses meluncurkan 60 satelit internet Starlink pada Minggu, 18 Oktober pukul 08.25 EDT atau 19.25 WIB. Penerbangan dilakukan di Pusat Antariksa Kennedy milik Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) dengan menumpang Roket Falcon 9.

Dengan demikian jumlah Starlink yang mengorbit di Bumi sekarang mencapai lebih dari 800 unit. Supervisor Produksi SpaceX, Andy Tran bercerita, sekitar 9 menit setelah peluncuran, tahap pertama roket pendorong atau booster sukses kembali ke Bumi. Roket tersebut mendarat mulus di salah satu kapal drone milik SpaceX di Samudera Atlantik.

Baca: Elon Musk Sudah Pilih Lokasi Rumah Manusia di Planet Mars

Ia mengaku awalnya SpaceX ingin mengirimkan 1.440 Starlink. Namun, setelah ada persetujuan maka kemungkinan akan lebih banyak lagi satelit internet itu mengorbit di luar angkasa.

Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (Federal Communications Commission/FCC) telah mengeluarkan izin untuk SpaceX, sehingga dapat meluncurkan 12 ribu satelit broadband panel datar tersebut.

"Kami juga berencana untuk meminta izin menerbangkan 30 ribu Starlink lagi di masa depan," ungkap Tran, seperti dikutip dari Space, Senin, 19 Oktober 2020. Starlink merupakan program ambisius SpaceX yang mengorbit orbit rendah dekat Bumi.

Rencananya, kumpulan satelit internet ini akan menyelimuti Bumi dengan cakupan internet cepat, terutama di daerah pelosok dan terpencil. Layanan secara global memang belum dibuka oleh SpaceX. Salah satu alasannya karena kendala regulasi.

Namun, karena pengujian awal cukup menjanjikan maka kemungkinan besar SpaceX akan menggelar uji coba dalam bentuk beta ke publik dalam waktu dekat. Nantinya, hasil dari layanan ini untuk membantu pendanaan misi penjelajahan SpaceX ke Planet Mars.

SpaceX terus berupaya mengasah teknologi roketnya supaya bisa digunakan kembali usai dipakai. Rekam jejak ini akhirnya membuat militer AS kepincut untuk membantu mengirimkan kargo peralatan perang mereka ke seluruh dunia hanya dalam waktu satu jam, bahkan kurang.

Militer AS ingin supaya peralatan perang yang ditembakkan melalui roket SpaceX ke langit bisa balik lagi ke Bumi tapi tepat sasaran. Dengan menggunakan roket milik Elon Musk ini bisa memperpendek tenggat waktu distribusi.