Lubang Hitam Tak Biasa Ditemukan, Berputar Lebih Lambat dari Biasanya

Lubang hitam supermasif.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Ilmuwan menemukan sebuah lubang hitam atau black hole yang tidak biasa. Obyek antariksa tersebut berputar lebih lambat dan bergerak kurang dari 10 persen kecepatan cahaya.

Melansir laman Live Science, Selasa, 27 Oktober 2020, lubang hitam Sagitarius A itu memiliki massa 4,15 juta kali lipat dari Matahari.

Obyek antariksa ini terungkap pertama kali sebagai sumber gelombang misterius radio pada 1931. Baru kemudian pada 2002 terungkap bahwa hal tersebut merupakan lubang hitam.

Baca: Cara Ilmuwan Nyari Alien, dari Jupiter hingga ke Lubang Hitam

Namun ketika diteliti lebih dalam ternyata para ilmuwan melihat Sagitarius A memiliki sifat yang agak berbeda dari lubang hitam biasanya.

Pertama adalah memiliki putaran yang jauh lebih lambat dari biasanya. Mereka juga melihat dua kebiasaan berdasarkan pengaruh lubang hitam pada koleksi bintang terdalam Bima Sakti S-Stars.

Kumpulan bintang itu dapat bergerak sangat cepat saat mengorbit di sekitar Sagitarius A. Bayangan yang membuat cahaya tidak bisa melarikan diri dari gravitasi atau cakrawala dalam lubang hitam dapat tumbuh saat memiliki lebih banyak massa. Akan mencapai lebih jauh dari singularitas lubang hitam.

Ketika lubang hitam berputar lebih cepat maka cakrawala akan menyusut. Selain itu kecepatan tersebut juga akan menghasilkan dua gas white-hot jets dari bagian intinya. Meski begitu galaksi Bima Sakti tak memilikinya. Hal ini yang membuat kesimpulan jika Sagitarius A tidak berputar cepat.

Sementara itu dalam makalah terbaru juga terlihat jika Bima Sakti S-Stars mengorbit di dua putaran dan membentuk X. Jika lubang hitam berputar lebih cepat maka kumpulan bintang itu akan keluar dari orbit. Dengan begitu hanya 10 persen kecepatan cahaya yang dimiliki lubang hitam Sagitarius A apabila S-Stars masih berputar di sana.

Sebagai informasi, misteri lubang hitam atau black hole memang terpecahkan. Tapi butuh waktu yang sangat lama untuk diakui kebenarannya dan pada akhirnya diberi penghargaan tertinggi.

Adalah ilmuwan Roger Penrose yang dianugerahi Nobel Fisika 2020 karena berhasil menciptakan teori yang menjelaskan kalau lubang hitam bukanlah hal yang mustahil, tapi sebuah keniscayaan.