Telkom Ingin Jadi Lilin di Terowongan Gelap

Rhenald Kasali.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA – PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atu Telkom telah melewati rangkaian peristiwa yang sangat penting di Tanah Air. Dua tahun setelah melakukan penawaran saham perdana (IPO) atau pada 1995, Indonesia mengalami krisis moneter. Hal ini tentu mengubah banyak hal di seluruh industri.

"Dua tahun (setelah IPO) kemudian terjadi krisis (moneter) yang mengubah banyak hal di negeri ini," kata Komisaris Utama Telkom, Rhenald Kasali, Kamis, 19 November 2020.

Ia menambahkan jika saat ini Telkom harus menghadapi masa sulit atau suatu ujian. Rhenald berharap Telkom bisa terus melewati ujian tersebut. "Mudah-mudahan kita dapat menyalakan lilin di terowongan gelap," ungkapnya.

Seperti diketahui, tahun ini menandakan 25 tahun Telkom IPO di Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Rhenald mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang terus mendukung Telkom.

Pencatatan saham perdana ini, menurutnya, harus bisa memberikan semangat untuk meningkatkan standard good corporate government dan kredibilitas perusahaan. Selain itu, Rhenald menambahkan jika seperempat abad Telkom IPO harus meningkatkan spirit transparansi dan akuntabilitas.

"Yang pada akhirnya memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder, termasuk para pemegang saham," tutur dia.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menyebut IPO perseroan di Bursa Efek Jakarta (sekarang BEI) dan Bursa Efek New York (NYSE) saat itu menjadi bukti jika perusahaannya memiliki kinerja yang baik dan berkesinambungan.

Selain itu juga dapat memenuhi standard internasional dengan kapitalisasi pasar yang tumbuh hingga sekitar 12 kali lipat. Ririek menambahkan Telkom berupaya terus tumbuh dan berkembang di era disrupsi saat ini.

"Sebagai upaya untuk terus tumbuh dan berkembang di era disrupsi, Telkom telah mencanangkan transformasi perusahaan untuk menjadi digital telco utama pilihan masyarakat sejalan dengan perubahan lanskap industri," papar Ririek.