Peneliti Sebut Israel Akan Alami Gempa Bumi Besar

Ilustrasi gempa bumi.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Gempa bumi menjadi salah satu jenis bencana alam, yang berpotensi menimbulkan banyak korban jiwa, maupun harta benda. Meski demikian, getaran atau gerakan lempeng bumi itu bisa diperkirakan untuk mencegah kerugian dalam jumlah besar.

Ini seperti dilakukan oleh para Ilmuwan Israel yang melakukan pengeboran ke Dead Sea atau Laut Mati. Mereka menemukan tekanan di sepanjang garis patahan yang mulai menunjukkan tanda-tanda pecah. Kondisi tersebut, dapat menimbulkan gempa bumi besar di tahun-tahun mendatang.

Dikutip dari situs Express, Sabtu 2 Januari 2021, meskipun tim dari Tel Aviv University di Israel, tidak dapat memprediksi secara akurat waktu terjadinya gempa, tetapi mereka menyakini bencana tersebut berpotensi membunuh ratusan jiwa.

Hasil penelitian ilmiah mereka, kekuatan gempa diperkirakan bisa mencapai 6,5 skala richter. Getaran itu tentunya bisa menyebabkan runtuhnya bangunan yang dibangun tanpa perhitungan tepat, bahkan menimbulkan kerusakan besar pada struktur lebih kokoh.

Penelitian menemukan gempa bumi pada tingkat ini rata-rata terjadi setiap 120-150 tahun, tetapi ada titik-titik di mana jeda aktivitas hanya berlangsung dalam hitungan dekade.

Gempa besar terakhir yang melanda Laut Mati adalah gempa berkekuatan 6,2 skala richter pada tahun 1927, yang menewaskan 500 orang dan melukai lebih dari 700 orang di Amman, Yordania, Yerusalem, Betlehem dan kota pesisir Jaffa.

Laut Mati terletak di sepanjang Suriah-Afrika, sobekan kecil di kerak Bumi yang mengalir di perbatasan Israel-Yordania. Profesor Shmuel Marco mengatakan, catatan geologis tidak berbohong dan gempa bumi besar akan datang di Israel.

“Tentu saja kami tidak memiliki cara untuk memprediksi dengan tepat kapan bumi akan berguncang di bawah kaki kami, tetapi saya dapat mengatakan bahwa gempa bumi akan menyebabkan ratusan korban jiwa yang akan melanda di tahun-tahun mendatang," ujarnya.

Marco mengaku tidak ingin menimbulkan kekhawatiran, tetapi faktanya saat ini kita hidup dalam tektonik yang aktif. Gempa bumi bisa terjadi dalam 10 tahun atau beberapa dekade, tapi bisa juga pekan depan, dan mereka harus terus bersiap untuk itu.

Peneliti mengebor ratusan meter di bawah Laut Mati untuk menganalisis lapisan sedimen yang memberikan indikasi seberapa sering gempa bumi terjadi selama 220.000 tahun terakhir.

Setiap lapisan sedimen tebalnya sekitar satu milimeter, dan diendapkan setiap tahun oleh banjir bandang musim dingin dan penguapan selama musim panas.