Lacak Rasa Takut karena Film Horor dari Detak Jantung

Ilustrasi horor.
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Platform pembanding tawaran layanan jaringan broadband asal Amerika Serikat (AS), Broadbandchoices, melakukan sebuah penelitian yang disebut “Science of Scare Project”, di mana platform ini mampu melacak detak jantung 50 orang dari berbagai usia yang menonton lebih dari 100 jam film menakutkan alias horor.

Studi ini memang sangat terbatas karena dilakukan dalam skala kecil. Tapi, bagaimana pun, penelitian tersebut telah mengungkapkan hal apa saja yang bisa membuat orang ketakutan, dan seberapa besar film horor bisa memicu rasa takut dalam diri seseorang.

“'Science of Scare Project' kami dirancang untuk membantu orang menemukan film paling menakutkan secara ilmiah yang pernah dibuat untuk menghemat waktu mereka dalam mencari ribuan judul di seluruh layanan video streaming seperti Amazon, Netflix, dan Shudder," ujar penulis studi dari Broadbandchoices, Daniel Clifford, seperti dikutip dari The Wave, Jumat, 19 Maret 2021.

Dalam penelitian tersebut, setiap anggota studi dilengkapi dengan monitor detak jantung untuk melihat seberapa banyak detak jantung meningkat selama menonton film horor. Semua data kemudian dikumpulkan dan didapatlah satu film yang paling menakutkan, yaitu horor thriller berjudul Sinister (2012).

Seperti diketahui bersama, begitu banyak orang yang takut dengan kesendirian, takut gelap, atau merasa diteror oleh ketakutannya sendiri tanpa sebab. Berangkat dari sini judul film “Jangan Sendirian”, yang akan diputar di bisokop pada 1 April mendatang, dipercaya lebih mudah menempel di benak masyarakat atau calon penonton.

Bukan hanya bioskop di seluruh Indonesia, tetapi film Jangan Sendirian juga ditayangkan serentak di bioskop sejumlah negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Kamboja.

Berbeda dengan genre horor pada umumnya, Jangan Sendirian banyak meminimalisir unsur drama dan dialog para pemain, sudah dipastikan akan dipenuhi aksi-aksi horor yang segar dan tidak mudah ditebak alurnya.

“Perbedaan signifikan dengan film horor lainnya adalah, para penebar keseraman, ketakutan, maupun histeria ini bukanlah sosok hantu klasik, tetapi sosok iblis dengan berbagai karakter modern-imajiner," kata Executive Producer Film Jangan Sendirian, Aji Fauzi.