Kasus Aneh, ASI Keluar dari Ketiak Bukan Payudara

Ilustrasi ketiak.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA – Seorang perempuan di Portugal mengalami efek samping pascapersalinan yang tidak biasa dialami oleh kebanyakan ibu, yakni memproduksi ASI (air susu ibu) di salah satu ketiaknya.

Meskipun normal bagi seorang ibu baru untuk menghasilkan susu, namun terlihat aneh karena mampu menghasilkan zat bergizi di suatu tempat selain payudara.

Menurut laporan yang diterbitkan dalam Jurnal The New England Journal of Medicine, ibu berusia 26 tahun tersebut mengeluh nyeri di ketiak kanannya dua hari setelah melahirkan, seperti dikutip dari situs Mashable, Kamis, 5 Agustus 2021.

Setelah pemeriksaan lebih lanjut, dokter dari Rumah Sakit de Santa Maria di Lisbon menemukan ada massa bulat di ketiak yang ketika ditekan mengeluarkan cairan putih.

Cairan itu diidentifikasi sebagai ASI. Para dokter akhirnya mengidentifikasi kondisi ibu tersebut sebagai kasus polymastia, yaitu adanya jaringan payudara tambahan di dalam tubuh.

Dalam kasus perempuan, jaringan payudara tambahannya kebetulan ada di ketiak kanannya sejak lahir tapi mereka baru menyadarinya setelah hamil.

Menurut jurnal medis lainnya, persentase perempuan dilahirkan dengan jaringan payudara ekstra mencapai enam persen. Dalam beberapa kasus, jaringan ekstra ini juga dilengkapi dengan puting atau areola (area yang lebih gelap di sekitar puting), ada juga yang tanpa fitur tambahan.

Para ahli sudah menjelaskan kondisi tersebut sebagai salah satu yang terjadi selama perkembangan janin, di mana sel-sel prekursor kelenjar susu yang membentuk jaringan payudara berbaris dari ketiak ke selangkangan di kedua bagian tubuh. Garis itu dikenal sebagai 'mammary ridge' atau garis susu.

Saat janin terus terbentuk, garis-garis ini biasanya menghilang di setiap bagian tubuh kecuali payudara. Meskipun dalam kasus yang jarang terjadi namun beberapa jaringan akhirnya tertinggal di bagian tubuh selain tempat yang seharusnya, seperti ketiak, merupakan salah satu tempat paling umum di mana hal ini bisa terjadi.

Karena kantong tambahan jaringan payudara ini sering keluar tanpa puting atau areola banyak orang dengan kondisi ini sering tidak menyadarinya sampai mereka memasuki kehamilan, yang kemudian menyebabkan jaringan payudara memproduksi susu dan menyebabkan rasa sakit atau bengkak.

Lalu, beberapa individu dengan jaringan penghasil susu ekstra bahkan diketahui dapat mengekstraksi susu dari area tersebut. Misalnya, seorang perempuan berusia 18 tahun yang melakukannya selama delapan minggu untuk meredakan ketidaknyamanan di ketiaknya.

Sama seperti semua payudara, jaringan payudara tambahan seperti yang ditemukan pada perempuan Portugal itu juga rentan terhadap kanker payudara.

Sementara dokter telah memberi tahunya agar tidak khawatir tentang kondisinya. Ia pun didesak untuk secara teratur memeriksakan diri untuk mencari tanda-tanda terkait penyakit tersebut.