Air di Bumi Berasal dari Matahari?
- Pixabay
VIVA – Bumi adalah planet paling biru di Tata Surya. Meski begitu tidak ada yang benar-benar tahu dari mana asal muasal air yang mendominasi Bumi ini berasal. Tapi, debu asteroid di dekatnya telah mengungkapkan sumbernya, yang kemungkinan berasal dari Matahari.
Beberapa air di Bumi mungkin tercipta oleh partikel bermuatan yang ditiupkan dari atmosfer Matahari pada miliaran tahun silam. Ketika angin Matahari berinteraksi dengan partikel debu kecil yang ditemukan di asteroid tertentu, maka dapat menciptakan sejumlah kecil air.
Fenomena ini dapat menjelaskan tentang cairan yang ditemukan di Bumi. Kebanyakan model menunjukkan mayoritas H20 atau air di Bumi berasal dari sumber luar bumi, seperti asteroid di wilayah Jupiter hingga Saturnus.
Asteroid yang jauh ini secara teratur menabrak Bumi dan jenis meteorit khusus ini diketahui mengandung sejumlah besar mineral yang mengandung air, menurut situs Science Alert, Rabu, 1 Desember 2021.
Tapi, Asteroid Carbonaceous Chondrite mungkin bukan satu-satunya yang mengirim air ke Bumi. Jenis meteorit kaya air lainnya juga bisa melakukan hal yang sama, terutama karena belum adanya bukti kuat bahwa carbonaceous chondrite bertanggung jawab atas seluruh anggaran air Bumi.
Asteroid yang ada di dekat Bumi, Itokawa misalnya adalah Asteroid Chondrite biasa. Analisis sampel yang diambil dari batuan kaya silikat ini pada 2010 ditemukan tanda-tanda air dan sumbernya bisa jadi adalah Matahari.
Iradiasi angin matahari telah disebutkan di masa lalu sebagai potensi pembentukan air pada Itokawa. Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa ion hidrogen bereaksi terhadap mineral silikat yang menghasilkan air.
Secara teoritis, jika air terperangkap dalam partikel debu maka elemen tersebut akan terlindungi dari pelapukan luar angkasa, dan kemudian dapat dikirim melalui meteorit ke benda lain di luar angkasa.
Fenomena ini bisa menjelaskan mengapa regolith di bulan yang pernah dianggap anhidrat, mengandung beberapa persen H20.
Untuk mengeksplorasi hipotesis lebih jauh dan dengan cara yang sedikit berbeda, para peneliti beralih ke asteroid tipe S, Itokawa, untuk melihat apakah objek ini mengandung reservoir yang mudah menguap dari isotipe yang mirip dengan angin Matahari.