Ada Jalan Misterius di Bawah Laut

Gunung bawah laut.
Sumber :
  • www.dailymail.co.uk/University of Tasmania and Australia Woods Hole Oceanographic Institution

VIVA – Sebuah tim ahli biologi kelautan menemukan apa yang tampak seperti jalan bata kuning di atas gunung bawah laut dekat Hawaii, Amerika Serikat (AS).

Batuan kuning itu terpisah satu sama lain pada sudut 90 derajat yang tersusun rapi, membentuk jalur sempit dan terlihat seperti diukir dan diatur oleh tangan manusia.

Namun, jalan yang tampaknya beraspal itu hanyalah hasil alami dari aktivitas vulkanik purba ribuan kaki di bawah permukaan air, kata para peneliti.

"Di puncak Gunung Laut Nootka, tim melihat formasi 'dasar danau kering' yang sekarang diidentifikasi sebagai aliran retakan batuan hyaloclastite (batuan vulkanik yang terbentuk pada letusan berenergi tinggi di mana banyak fragmen batuan mengendap di dasar laut)," ungkap mereka.

Bentuknya yang sangat mirip batu bata kemungkinan merupakan hasil kebetulan dari tekanan pemanasan dan pendinginan dari beberapa letusan gunung berapi selama jutaan tahun.

Para peneliti mengambil jalan memutar sambil mengemudi kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) di sekitar Monumen Nasional Laut Papah?naumokuakea, kawasan konservasi yang dilindungi seluas 582.578 mil persegi (1.508.870 kilometer persegi) dari Samudra Pasifik di barat laut Hawaii.

Ekspedisi ini merupakan bagian dari Program Eksplorasi Nautilus dari Ocean Exploration Trust dan bertujuan untuk menyelidiki gunung bawah laut kuno di dekat Punggungan Lili?uokalani.

Salah satu tujuan utama tim adalah untuk mengumpulkan sampel geologis dari gunung bawah laut di daerah itu untuk lebih memahami usia dan asal-usulnya, megutip dari situs Live Science, Sabtu, 14 Mei 2022.

Mempelajari ini juga dapat menghasilkan wawasan baru tentang pembentukan Kepulauan Hawaii. Tim juga akan mengumpulkan sampel mikroba guna mempelajari jenis organisme eksentrik apa yang berhasil berkembang di dekat gunung berapi bawah laut Pasifik yang dalam.

"Eksplorasi kami di area yang belum pernah disurvei ini membantu para peneliti melihat lebih dalam kehidupan di dalam lereng berbatu dari gunung bawah laut kuno yang dalam ini," demikian menurut para peneliti.