Rata-rata Warga Belanda Minum Kopi 4 Cangkir Sehari
- Pexels
VIVA – Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Perkembangan dan tren industri kopi nasional berada pada jalur dan trek positif. Dalam 10 tahun terakhir, industri kopi Indonesia tumbuh signifikan hingga 250 persen.
Saat ini, Indonesia berada di posisi keempat sebagai produsen kopi terbesar di dunia. Kopi telah menjadi komoditas ekspor unggulan dan penghasil devisa terbesar ketiga setelah penjualan kelapa sawit dan karet.
Sementara Uni Eropa tercatat sebagai konsumen kopi dunia terbesar, yakni mencapai 2,4 juta ton per tahun atau 24 persen dari total konsumsi kopi dunia.
Hal itu menjadi salah satu alasan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), melalui Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, menggelar event Pasar Kopi di Posthoornkerk, Amsterdam, Belanda pada 1 hingga 11 September 2022.
Sebab, sejak dahulu negeri Kincir Angin tersebut adalah pasar potensial bagi komoditas kopi Indonesia.
"Rata-rata warga Belanda minum kopi empat cangkir sehari. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang besar bagi kopi Indonesia di Belanda yang memiliki sejarah sejak zaman dahulu. Saya berharap, Indonesia menjadi global market leader industri kopi di dunia," kata Menteri BUMN Erick Thohir, Selasa, 6 September 2022.
Dalam event ini pula, Menteri BUMN menyaksikan tanda tangan kontrak pembelian kopi antara stakeholders yang tergabung di PMO Kopi Nusantara dengan para importir Belanda, di mana nilai transaksi awal dari kerja sama tersebut mencapai US$5,6 juta (Rp83,4 miliar).
"Nilai transaksi itu terdiri dari US$2,5 juta (Rp37,2 miliar) kontrak pembelian dan sisanya sebesar US$3,1 juta (Rp46,1 miliar) berupa nota kesepahaman," jelas Erick Thohir. Indonesia membawa sampel kopi sebanyak lebih dari setengah ton dengan 97 jenis kopi.
Mulai dari green bean hingga produk turunannya. Kopi-kopi tersebut, berasal dari 11 daerah, yakni Ijen, Gayo, Mandailing, Karo, Lampung, Kerinci, Java Preanger (area Garut dan Bandung), Dieng, Bali Kintamani, Flores, dan Toraja.
Menteri BUMN Erick Thohir juga menyebut PMO Kopi Nusantara menjadi bagian dari Program Makmur komoditas kopi yang memberikan akses untuk finansial, pendampingan, jaminan gagal panen dan pasar.
"Karena, 96 persen dari industri kopi adalah perkebunan rakyat. Kami ingin para petani sejahtera," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Dwi Sutoro mengaku misinya ke Belanda ingin memperbaiki ekosistem rantai pasok industri kopi dalam negeri.
"Kami membawa kopi-kopi terbaik Indonesia dari lokasi pilot project, di antaranya Kopi Ijen dari Jawa Timur yang memiliki nilai historis dan indikasi geografis yang akan menarik perhatian konsumen global," tutur Dwi, yang juga sebagai Ketua PMO Kopi Nusantara.
Di antara berbagai kisah kopi dan para pelakunya yang akan ditampilkan pada Pasar Kopi di Amsterdam adalah penanaman di desa-desa di batas hutan Sulawesi, pemanfaatan lahan-lahan tidur Sumatera, reforestasi lahan kritis di Jawa Barat, dan kebun-kebun masyarakat adat Waerebo di Flores.
Ekosistem kopi Indonesia meliputi, antara lain dataran tinggi yang menumbuhkan kopi arabika, kebun kopi rakyat di dataran rendah yang menghasilkan robusta, maupun lahan gambut tempat kopi jenis liberika dapat tumbuh dengan baik.