Bjorka juga Senggol Luhut Binsar Pandjaitan dan Deddy Corbuzier

Deddy Corbuzier.
Sumber :
  • YouTube Deddy Corbuzier

VIVA Tekno – Baru saja hacker Bjorka membuat postingan di forum Breached dengan menjual data pengguna yang diduga dari aplikasi PeduliLindungi. Data sebanyak 3,2 miliar itu dibanderol dengan harga US$100.000 atau Rp1,5 miliar.

Dari pantuan VIVA Tekno di forum tersebut pada Selasa, 15 November 2022, Bjorka memberikan data sampel yang terdiri dari 94 juta pengguna, 94 juta akun yang telah disortir, 209 juta data vaksin, riwayat check-in 1,3 miliar serta riwayat pelacakan kontak sebanyak 1,5 miliar.

"THE SAMPLE DATA SHOWN ALSO INCLUDES DATA BELONGING TO JOHNNY G PLATE, LUHUT BINSAR PANDJAITAN AND DEDDY CORBUZIER," tulis Bjorka.

Data pribadi diduga milik Deddy Corbuzier disebar Bjorka.

Photo :
  • Breached

Hacker itu mengklaim dalam sampel data terdapat data Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan YouTuber Deddy Corbuzier.

Dalam sampel data tersebut nama Deddy Corbuzier tertulis sebagai Deddy Cahyadi. YouTuber usia 45 tahun itu diketahui memiliki nama asli Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo. Tapi untuk keaslian datanya sendiri masih belum diketahui.

Setelah sebelumnya menjual data yang diduga milik MyPertamina, Bjorka kembali membuat heboh dengan menjual 3,2 miliar data pengguna yang diklaim berasal dari PeduliLindungi di forum Breached.

Bjorka menyebut bahwa ini adalah aplikasi untuk pelacakan kontak Covid-19. Hacker ini menyebut aplikasi sebelumnya dikenal sebagai TraceTogether tetapi kemudian berubah namanya menjadi PeduliLindungi karena aplikasi di Singapura mempunyai nama yang sama.

Bjorka jual data yang diklaim dari aplikasi PeduliLindungi.

Photo :
  • Breached

Jumlah file yang dikompres mencapai 48GB dan sebelum kompres 157GB. Adapun data sensitif yang bocor berupa nama, email, nomor induk kependudukan (NIK), nomor HP, tempat tanggal lahir, ID perangkat, status Covid-19, riwayat masuk, riwayat pelacakan kontak, vaksin dan lain sebagainya.

Hacker Bjorka membanderol harganya US$100.000 atau Rp1,5 miliar. Calon pembeli harus menghubunginya via Telegram dengan format 'I WANT TO BUY DATA [DATA NAME]' dan dia hanya menerima dalam bentuk Bitcoin.

"OTHER THAN USING THAT FORMAT I WILL IGNORE BECAUSE I RECEIVE A LOT OF SPAM ON TELEGRAM," lanjutnya, yang diartikan bahwa pesan dengan format yang salah tidak akan diladeni karena dia telah menerima banyak spam serta diharuskan menggunakan bahasa Inggris.