Fakta-fakta Polusi Udara yang Kian Memburuk di Jakarta
- www.afp.com
Jakarta – Kualitas udara di Jakarta yang semakin memburuk masih menjadi keluhan masyarakat dan bahkan sederet figur publik.
Seperti diketahui, saat ini kualitas udara di Jakarta sedang tidak sehat berdasarkan situs IQAir, platform berisi informasi kualitas udara yang dapat diketahui secara real-time.
Dilansir dari IQAir pada Kamis, 10 Agustus 2023 pukul 12.47 siang ini, indeks kualitas udara Jakarta sudah mencapai angka 149.
Dengan angka tersebut, Jakarta mendapatkan warna oranye yang berarti kualitas udaranya berstatus tidak sehat bagi kelompok sensitif dan angka polutan utamanya adalah PM 2,5. Berikut ini fakta-faktanya:
1. Sederet publik figur bersuara
Sederet artis Tanah Air turut bersuara terkait dengan polusi udara yang buruk di Jakarta. Mereka di antaranya adalah komposer Addie MS, Raisa dan Renatta Moeloek. Para publik figur tersebut mengeluhkan kualitas udara di Jakarta yang kian memburuk.
“Pak @jokowi Tolong, Pak.. Polusi udara Jakarta parah sekali. Sudah bertahun2 seperti ini. Bahaya sekali. Ini kondisi pk 3.30 pagi tadi yg terlihat di apps AirVisual & Nafas,” tulis Addie MS di akun Twitter-nya yang dikutip pada Rabu, Agustus 2023.
“Another day being DENIED basic human need; clean air. Mon Pas covid heboh bgt skrg penanganannya skrg apaa diem aja pura2 gak tau, denial, gak ada solusi…. Kasitau dong langkahnya apaaa apa emg 3 niatnya buat bunuh kita & anak2 kita pelan2 gini?” tulis Raisa dalam akun Instagramnya @raisa6690.
“Polusi jakarta yg bertahun2 punya AQI rata2 diatas 170 dan berstatus "berbahaya utk kesehatan" tapi tetap tidak ada yg bahas/ gerak. di bbrp negara, capai AQI 150 itu sudah jadi headline berita dg warning heboh jgn keluar rumah, tutup jendela, pakai masker & pasang purifier,” tulis Chef Renatta di akunnya @MoeloekRenatta.
2. Berisiko untuk kesehatan
Maraknya polusi udara buruk yang menimpa di Ibu kota rupanya dapat menuai berbagai dampak buruk pada kesehatan, termasuk juga pada anak-anak. Polusi udara yang tak tertangani menurut dokter sama saja seperti paparan rokok sehingga menyebabkan anak berisiko malnutrisi hingga stunting.
Seperti yang dijelaskan oleh dokter spesialis kesehatan anak nutrisi dan penyakit metabolik RS Pondok Indah - Puri Indah, dr. Novitria Dwinanda, Sp. A., polusi udara terdiri dari berbagai zat berbahaya yang berasal dari kendaraan bermotor, asap rokok, hingga limbah pabrik. Paparan zat berbahaya yang dihirup oleh masyarakat, termasuk anak-anak ini bisa menyebabkan iritasi pada sistem pernapasannya seperti paparan langsung asap rokok pada anak.
"Seperti paparan asap rokok pada anak. Anak jadi iritasi, bronkitis, infeksi paru berulang, pilek berulang," tuturnya.
3. Bisa tingkatkan risiko kemandulan wanita
Tak hanya berisiko bagi kesehatan saja, polusi udara juga diketahui bisa meningkatkan risiko kemandulan pada wanita seperti yang ada dalam laporan studi di China. Dilansir dari The Guardian, analisis terhadap 18 ribu pasangan di China menemukan bahwa paparan tingkat polusi partikel yang cukup tinggi dapat meningkatkan risiko infertilitas 20 persen lebih besar.
Wanita yang terpapar polusi partikel kecil 10 mikrogram per meter kubik lebih tinggi selama setahun juga memiliki risiko infertilitas 20 persen lebih besar berdasarkan penemuan yang ditemukan oleh para peneliti.
4. Solusi dari pemerintah
Guna memperbaiki kualitas udara di Jakarta yang kian memburuk, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI mengusulkan agar pabrik-pabrik yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar diganti dengan gas. Upaya lain yang juga dilakukan adalah melakukan perbaikan transportasi yang saat ini tengah berproses. Selain itu, dilakukan juga penanaman pohon dan uji emisi.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga turut memberikan solusi terhadap polusi udara yang buruk di Jakarta, salah satunya adalah dengan pindah ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berada di Kalimantan Timur.
“Salah satu solusinya adalah mengurangi beban Jakarta, sehingga sebagian nanti digeser ke Ibu Kota Nusantara,” kata Jokowi.
Selain pindah ke IKN, moda transportasi massal seperti MRT, LRT hingga kereta cepat menurutnya juga harus ditingkatkan. Sehingga proyek LRT, MRT dan kereta cepat lagi dikebut penyelesaiannya.