Sisa-sisa Tragedi 9/11 Kini di Planet Mars

Spirit, robot penjelajah Mars milik NASA
Sumber :
  • engadget.com

 

VIVAnews - Hari ini adalah peringatan satu dekade peristiwa serangan teroris atas menara kembar WTC di New York, yang dikenal sebagai Tragedi 9/11. Tapi tak banyak yang tahu bahwa kenangan para korban WTC, kini justru berada nun jauh di sekitar 289,5 juta km dari bumi.

Pada September 2001, menurut laman resmi NASA, para pekerja perusahaan Honeybee Robotics membangun sepasang alat yang bisa menggerinda bebatuan planet Mars, agar instrumen saintifik pada wahana eksplorasi robotik Spirit dan Opportunity di Mars, bisa meneliti bagian dalam batuan planet itu.

Pada saat itulah terjadi serangan terhadap menara kembar gedung World Trade Center, yang terletak tak lebih dari satu mil. Pengerjaan alat ini memiliki jadwal yang sangat ketat dan singkat karena sangat tergantung dengan kondisi perputaran planet Mars sendiri. 

Peneliti-peneliti yang membangun alat ini, saat itu tak punya waktu banyak untuk menolong para korban. Tapi mereka kemudian justru menemukan cara khusus untuk memberikan penghormatan pada ribuan korban Tragedi 9/11.

Sebuah onderdil aluminium yang berfungsi melindung kabel di masing-masing penggerus batu itu dibuat dari puing-puing aluminium yang ditemukan di reruntuhan menara 1 dan menara 2 gedung World Trade Center. Nah sekarang aluminium itu sudah berada jauh di planet Mars dan menjadi bagian yang ditempeli gambar bendera AS. 

"Adalah sebuah penghargaan bagi para korban, bahwa bagian dari World Trade Center, kini berada di Mars," ujar Stephen Gorevan, pendiri dan Chairman Honeybee, serta anggota tim sains eksplorasi Mars, dikutip dari situs web resmi Jet Propulsion Laboratory NASA (Badan Antariksa AS).

Pada 11 September 2001, Gorevan hanya enam blok dari gedung WTC. Ia tengah menggowes sepedanya untuk bekerja, saat mendengar sebuah pesawat terbang terbang rendah. "Apa yang saya ingat saat itu, bahkan sampai sekarang, adalah suara mesin pesawat sebelum menabrak menara," kata Gorevan.

Gorevan menjelaskan, sebelum menghunjam gedung, mesin pesawat digeber maksimal, agar menyebabkan daya rusak yang tinggi. Saat itulah Gorevan terbengong-bengong dan  merasa sama sekali tak berdaya. Ia memutuskan untuk langsung ke kantornya yang berada tak jauh. 

"Ketika rekan kerja saya mengatakan ada pesawat kedua yang menabrak, kami langsung naik ke atap kantor untuk menyaksikan sisa kejadian yang menyedihkan itu," kata Gorevan. 

Pada akhirnya, wahana penjelajah Mars 'Spirit' diluncurkan dari Pangkalan Udara Cape Canaveral Florida AS, pada Juni 2003. Sementara robot kembarannya, 'Opportunity' diluncurkan pada bulan Juli 7. Keduanya mendarat di Mars pada Januari 2004 dan telah berhasil menyelesaikan misi utama mereka.

Sebelumnya, tidak banyak yang mengetahui hal ini. "Ini tadinya dimaksudkan untuk menjadi penghargaan (tribute) yang tidak dipublikasikan," kata Gorevan. "Tapi kami ingin agar keluarga-keluarga yang ditiinggalkan para korban mengetahui hal itu."  

Sejak mendarat di Mars, kedua kendaraan tadi sudah melakukan penemuan-penemuan penting tentang kondisi Mars. Pada perkembangannya, perangkat komunikasi Spirit rusak pada Maret 2010 sehingga ia sudah tak bergerak lagi. 

Namun, Opportunity hingga kini masih aktif dan para peneliti berencana menggunakan alat penggerinda batu tadi untuk meneliti batuan di sekitar sebuah kawah raksasa yang berhasil ditemui Opportunity, bulan lalu. 

Suatu hari, kedua penjelajah itu pun akan rusak. Namun, pada kondisi cuaca yang dingin dan berdebu di Mars, 'rongsokan' kendaraan eksplorasi, berikut tool gerinda tadi akan tetap tahan hingga jutaan tahun. Tentunya, bersama kenangan Tragedi 11 September di sana. (ren)