Survei: Perempuan Rentan Jadi Korban di Dunia Maya

Ilustrasi wanita menggunakan tablet.
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Kaum hawa tampaknya harus lebih peduli lagi dalam pemakaian gadget. Para penjahat cyber sering menargetkan aksi nakalnya ini kepada para perempuan.

Survei yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International menemukan fakta bahwa perempuan sering mengabaikan keamanannya saat berselencar di internet. Mereka kerap menjadi sasaran empuk bagi para pejahat cyber.

Dari survei tersebut dipaparkan, hanya 19 persen perempuan mempercayai kalau mereka bisa menjadi korban kejahatan dunia maya. Sementara satu dari empat pria menyatakan kejahatan cyber mungkin terjadi menimpa mereka dengan persentase sebesar 25 persen. Artinya kaum wanita banyak menjadi target operasi nakal peretas.

Selain itu, survei juga menemukan bahwa para wanita ini pada umumnya hanya sedikit mengetahui tentang ancaman cyber, bila dibandingkan pria. Dijelaskan, 27 persen pria dan 38 persen wanita tidak menyadari ransomware, 23 persen pria dan 34 persen wanita sedikit mengetahui tentang malware ponsel, dan 21 persen pria dan 34 persen wanita memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai apa itu eksploitasi.

Bahkan, wanita masih tampak cuek apabila ada orang lain yang menggunakan perangkat mereka. Sebanyak 36 persen wanita tidak melakukan apapun dalam melindungi data mereka.

Sedangkan dari kaum adam, hanya 28 persen yang berperilaku sama. Baik pria maupun wanita, yang membuat salinan data cadangan, hanya sekitar 75 persen dan 68 persen. Yang terakhir, 13 persen wanita tidak memiliki solusi keamanan pada perangkat mereka, dibandingkan dengan 10 persen laki-laki.

Dikemukakan pula, selama survei yang dilakukan dalam kurun waktu 12 bulan ini, pria lebih menghabiskan uang untuk membeli sejumlah program yang dapat memproteksi datanya. Sementara wanita hanya memilih untuk beralih ke ahli TI untuk meminta bantuan.

Meski terkadang mengabaikan keamanan dan menjadi sasaran kejahatan siber, namun Kaspersky Lab menemukan bahwa wanita lebih peduli bila tentang keamanan transaksi keuangan dibanding aktivitas online lainnya. Dijabarkan, tahun 2014, ancaman serangan cyber kepada pria lebih besar daripada wanita dengan persentase sebesar 47 persen laki-laki dan 39 persen wanita.

Dengan demikian, 59 persen pria dan 64 persen wanita merasa khawatir dengan risiko penipuan online yang dapat memengaruhi rekening bank mereka.  Sementara 46 persen pria dan 51 persen wanita merasa rentan, ketika melakukan pembayaran online. Selain itu, responden wanita merasa sedikit lebih khawatir tentang seseorang yang memata-matai mereka melalui webcam dengan persentase 41 persen dan 38 persen.

Elena Kharchenko, Head of Consumer Product Management, Kaspersky Lab, mengatakan dalam kehidupan nyata, orang-orang semestinya mengambil tindakan proteksi data yang dianggap berharga, begitu juga saat berselancar di dunia internet.

"Mengikuti pedoman keselamatan web yang masuk akal, memungkinkan kita untuk mengurangi risiko kehilangan data berharga atau menjadi korban penipuan keuangan," ujar Elena dalam keterangan resmi Kaspersky, Senin, 16 Maret 2015.

Untuk itu, perusahaan keamanan asal Rusia ini mencoba menghadirkan Kaspersky Internet Security. Mereka mengklaim software ini memungkinkan pengguna merasa aman dari segala agresi serangan cyber di semua perangkat, baik pada Windows PC, Mac, atau perangkat Android, bila menggunakan solusi keamanannya.

![vivamore="
Baca Juga :"]
[/vivamore]