Edward Snowden: Jangan Mau Ditipu ISIS

Sumber :
  • REUTERS/Mark Blinch/Files

VIVA.co.id - Mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden mengingatkan pemerintah agar tidak tertipu dengan propaganda Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kelompok ekstrimis itu belum lama ini merilis video propaganda yang menunjukkan mereka telah mengirimkan pesan enkripsi. Metode pesan email terenkripsi itu hanya memungkinkan orang yang punya kode dekripsi benar yang bisa membaca pesan tersebut.

Dikutip dari Wired, Rabu 27 Januari 2016, tapi setelah mendalami video propaganda tersebut, Snowden mengonfirmasi pesan enkripsi yang diklaim ISIS adalah palsu.

Untuk itulah, ia meminta pemerintah negara dunia agar tak perlu khawatir serta jangan mau dibodohi ISIS dengan menyebarnya pesan enkripsi tersebut. Snowden mengatakan enskripsi palsu itu bertujuan untuk membuat takut pejabat pemerintah negara dunia.

"Video email terenkripsi ISIS terkonfirmasi palsu," tulis Snowden dan akun Twitternya.

Untuk meyakinkan email terenkripsi itu palsu, Snowden membongkar kejanggalan kode enkripsi tersebut. Dia menunjukkan tanggal pesan email itu tidak sesuai dengan kunci enkripsi. Bukti lainnya, kunci enkripsi yang digunakan juga tidak benar.

Sebagaimana diketahui, ISIS selama ini sudah jamak dikenal menggunakan teknologi enkripsi dalam menyebarkan propaganda mereka. Salah satunya, ISIS memakai aplikasi messaging Telegram yang mana menggunakan enkripsi. Hal itu terbongkar pada 2015, dan akhirnya saluran Telegram yang terkait ISIS dihapus.

Soal layanan teknologi terenkripsi memang sedang menjadi isu hangat di dunia. Beberapa waktu lalu, Inggris telah menegaskan keinginannya kepada perusahaan telekomunikasi dan teknologi agar bisa membongkar pesan yang terenkripsi.

Sementara pemerintah California, AS telah mengajukan rancangan undang-undang antienkripsi.

Journos: The #ISIS video's "encrypted email" is confirmed fake. If any official responds as if it's real, push back. pic.twitter.com/fKHAAk1SAa

— Edward Snowden (@Snowden) 24 Januari 2016