Bahaya, Masih Banyak Orang Indonesia Berbagi Password

Direktur Asia Consumer Business Norton Symantec, Choon Hoo Chee
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id – Norton hari ini merilis temuannya terkait kejahatan online, yang tertuang dalam Norton Cybersecurity Insigt Report. Survei ini dilakukan pada lebih dari seribu masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas dan dilakukan sejak Februari 2015 hingga Februari 2016.
 
Direktur Asia Consumer Business Norton Symantec, Choon Hoo Chee mengatakan hasil survei menunjukkan 55 persen orang di Indonesia percaya bahwa informasi kartu kredit mereka, lebih mungkin dicuri setelah belanja online dibanding peluang dicuri dari dompet mereka.
 
Survei juga menemukan 59 persen orang Indonesia, percaya menggunakan akses internet nirkabel publik lebih berisiko dibanding menggunakan toilet umum. Kemudian, selama satu tahun terakhir, 42 persen pengguna internet telah mengalami kejahatan siber.
 
“Penjahat siber tidak menyerah, mereka menggunakan teknik yang semakin canggih untuk mencuri informasi pribadi konsumen, seperti password, informasi kontak, dan otentifikasi perbankan untuk mengisi pundi-pundi mereka,” ujar Chee di Penang Bistro, Jakarta, Selasa 8 Maret 2016.
 
Uniknya, temuan kejahatan online terkait password, Chee mengatakan, masyarakat Indonesia terlalu percaya diri dengan sikap yang diambil untuk terhindar dari kejahatan online. Pengguna Indonesia juga dikatakan konsisten dengan sikap yang diambil dengan memberikan penilaian ‘A’ atau diyakini sebagai langkah yang aman. 

Risiko keamanan ternyata telah disadari oleh pengguna Indonesia. Hasil survei menemukan, 70 persen yakin berbagi password email mereka dengan teman, lebih berisiko dibandingkan meminjamkan mobil (30 persen). “Namun, ternyata kenyataannya, setengah dari mereka malah membagikan password pada teman mereka,” ucap Chee.
 
Mengenai password, survei norton mengungkapkan, 45 persen responden selalu menggunakan password aman, yakni dengan kombinasi setidaknya delapan huruf, angka dan simbol. Kemudian, rata-rata dari responden mengggunakan password yang sama untuk dua akun,email (58 persen), media sosial (57 persen) dan media televisi (11 persen).