Siaranku, Live Streaming Lokal dengan Konten Bersih

Platform Siaranku.com
Sumber :
  • Siaranku.com

VIVA.co.id – Layanan live streaming dan broadcasting mulai menjadi fenomena baru bagi pengguna internet Indonesia. Layanan ini umumnya mengajak pengguna internet untuk saling berinterkasi secara streaming online. Dalam layanan ini pengguna internet bisa menjadi host (penyiar) dan ada yang menjadi viewer (penonton). Host akan berusaha untuk menarik perhatian penonton, dan nantinya akan mendapatkan banjir koin dari penonton.

Host umumnya akan menyiarkan secara langsung melalui video streaming dengan menunjukkan kebolehannya, misalnya menyanyi, menampilkan penampilannya dan bakat lainnya.

Nah, saat ini sudah banyak muncul layanan live streaming broadcasting di Indonesia. Tapi sebagian besar berasal dari luar negeri, di antaranya yaitu CliponYu, Zeemi, Bigo Live, sampai Nano Live.

Bagi yang belum banyak tahu, layanan live streaming broadcasting dari lokal ternyata sudah muncul. Layanan tersebut dinamakan Siaranku.com atau Siaraku. Siaranku muncul dengan semangat lokal dan ingin tampil beda dengan layanan sejenis dari luar negeri.

Senior Manager Operasional Siaranku, Gumilar Ramadhan mengatakan platform-nya terbilang lebih variatif dan mengusung konten yang bersih.

Gumilar mengatakan, dalam Siaranku, terdapat berbagai forum siaran berbagi topik. Misalnya ada siaran untuk curhat, obrolan umum, olahraga,  sampai diskusi soal game juga muncul di platform ini. Hal ini cukup berbeda dengan platform pesaing yang cenderung satu jenis pertunjukan saja.

"Tren live streaming ini sebenarnya memindahkan forum diskusi offline ke live streaming. Yang suka nyanyi, ngomongin film bisa manfaatkan platform ini," kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu 4 September 2016.

Gumilar mengatakan, pembeda Siaranku dengan yang lainnya yaitu pada platform ini punya program spesial yang tayang tiap sepekan sekali, ada talkshow topik tertentu.

Secara umum, Gumilar mengatakan, layanan pada Siaranku memang mengarahkan agar sang host bisa 'memuaskan' penonton secara maksimal, namun Siaranku tetap menerapkan cara yang sopan. Siaranku melarang menarik perhatian penonton dengan pertunjukan maupun konten pornografi.

"Dari awal kita bangun platfrom dengan image yang straight (konten positif). Image di kalangan host dan viewer supaya orang enggak berpikir kalau dapetin koin harus buka (baju)" kata dia.

Untuk memastikan host tidak bermacam-macam dengan menampilkan konten syur, maka Siaranku mencegahnya sejak dari awal. Saat merekrut seorang menjadi host, Siaranku menyeleksinya dengan ketat, dengan mewajibkan host untuk menyatakan komitmen aturan main untuk tidak menunjukkan konten porno.

Mengingat sebagai platform live streaming lokal, Siaranku lahir dan besar dari tangan-tangan lokal. Gumilar mengatakan, pengembangan Siaranku dari awal sampai akhir dikerjakan oleh tenaga lokal.

"Dari bos-bosnya (Siaranku) sampai host-host-nya lokal semua," kata dia.

Dengan platform yang lahir di Tanah Air, kata dia, berarti secara tidak langsung membuat akses kian mudah dan murah. Gumilar mengatakan biaya akses bandwidth ke Siaranku lebih murah dibanding akses ke platform lainnya. Kemudian dari sisi investor, Siaranku sejak lahir sampai saat ini disokong oleh pengusaha lokal.

Wakil Presiden Siaranku, Yuniarti G mengatakan, investasi yang digelontorkan untuk mengembangkan Siaranku sejauh ini telah menelan biaya Rp10 miliar.

"Itu berasal dari satu orang saja, yaitu dari pendiri Siaranku, founder-nya Djuruanto Tardjono," ujar wanita yang akrab disapa Nia itu.

Monetisasi

Bicara soal monetisasi layanan, Siaranku membidik celah dari berjualan koin dan konten, menggandeng layanan payment gateway, sampai operator telekomunikasi untuk potong pulsa.

Gumilar mengatakan, sejak lahir pada Desember 2014, jumlah penontonnya juga mencapai 800 ribuan tersebar sampai ke daerah pelosok nusantara. Bicara soal trafik, dalam sehari akses bisa mencapai 1800 sampai dua ribu penonton.

Ke depan, Siaranku sudah mencanangkan untuk membuat semacam satu layanan untuk hiburan dalam satu platform. Misalnya konten khusus untuk film dengan model bisnis membayar per klik (pay per click).

"Ke depan kita bikin seperti Netflix, orang bisa nonton video, sekarang lagi mencari konten," katanya.

Selain itu, ke depan, diprediksi layanan seperti Siaranku akan berguna saat pengguna ingin melangsungkan siaran langsung secara luar ruangan (outdoor), yang memungkinkan penonton bisa berinteraksi dan berbincang dengan host. Kemampuan itu berbeda dengan layanan streaming milik Twitter, Periscope yang mana hanya melibatkan pengguna sebatas sosial saja tanpa memberikan nilai bisnis.

(ren)