Orang Indonesia Gampang Stres Gara-gara Selfie

Berpose selfie dengan tongsis.
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj

VIVA.co.id – Pengguna internet di Indonesia ternyata juga bisa stres gara-gara foto selfie atau swafoto. Temuan tersebut muncul dari hasil studi Neuroscience Report yang baru dipublikasikan Ericsson ConsumerLab belum lama ini. Temuan studi itu menunjukkan lamanya waktu mengunggah swafoto juga bisa menyebabkan stres. 

"Studi ini membahas stres yang disebabkan oleh delay saat mengunggah sesuatu pada media sosial. Studi ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia merasakan ‘selfie stress’ apabila mereka mengalami delay saat mengunggah gambar di jaringan media sosial," ungkap Head of Ericsson ConsumerLab South East Asia & Oceania,Afrizal Abdul Rahim, dalam keterangannya, kemarin.

Dalam studi Ericsson ConsumerLab ini melibatkan 170 pengguna smartphone di Jakarta dengan rentang usia 18-50 tahun.

Afrizal mengatakan, dalam studi itu Ericsson menganalisis hubungan antara waktu yang dibutuhkan untuk mengakses konten (time-to-content) pada telepon genggam terhadap tingkat stres para pengguna, selain juga mengukur keterkaitan emosional pengguna dengan merek operator selulernya. 

"Sama halnya dengan loading video, titik puncak stres di antara pengguna lndonesia saat mengunggah gambar di media sosial lewat smartphone adalah 4 detik, yang mana 47 persen dari pengguna akhirnya kehilangan motivasi," kata Afrizal. 

Hal ini pula yang kemudian membuat banyak orang mengurungkan niat memublikasi foto seperti foto swafoto. Afrizal menuturkan. generasi milenial yang berusia lebih muda, yaitu antara 18-24 tahun, hanya bisa bersabar dua detik delay pada loading video di YouTube. Menunggu video berjalan lebih dari dua detik dapat menyebabkan kenaikan tingkat stres kognitif 16 persen pada tingkat stres kognitif.

"Sedangkan rentang usia 25-34 tahun kehilangan minat sepenuhnya apabila sebuah video delay berlangsung lebih dari 4 detik," kata Afrizal. (ase)