Ayopoligami.com 'Lahir' Lagi, Dijamin Aman untuk Cari Jodoh

Situs ayopoligami.com
Sumber :
  • www.ayopoligami.com

VIVA.co.id – Aplikasi AyoPoligami.com lahir kembali. Setelah diperbaiki pertengahan September lalu, pengelola aplikasi ini meluncurkan kembali aplikasi mencari jodoh ini pada 5 Oktober 2017. 

Pendiri AyoPoligami.com, Lindu Cipta Pranayama, menyebut setelah diluncurkan kembali, aplikasi besutannya ini tampil dengan lebih baik. Lindu mengatakan, aplikasinya telah menutup berbagai kelemahan yang ada sebelumnya.  

Setelah diluncurkan kembali, Lindu menjamin aplikasi Ayopoligami.com lebih aman bagi pengguna pria maupun wanita yang ingin mencari pendamping hidup maupun wanita yang ingin dipoligami. Keamanan pengguna yang ingin menikah dilakukan secara berlapis. 

Pertama, bagi pria atau wanita bujang yang ingin menikah, maka diharuskan mendaftarkan diri dengan nama akun di aplikasi tersebut, sesuai dengan nama yang ada di KTP. Selain itu, pengguna mengirimkan foto KTP asli ke medium aplikasi tersebut. Sedangkan untuk pria atau wanita yang sudah beristri dan bersuami, maka syaratnya lebih susah dan banyak. 

Bagi pengguna yang sudah menikah, harus menyertakan surat izin persetujuan menikah lagi resmi dari RT, RW, Kelurahan, Kecamatan sampai Pengadilan Agama setempat. KTP asli dan KTP asli istri difoto. Pria yang ingin poligami harus mendapat persetujuan dalam bentuk tanda tangan resmi dari istri.

"Bagi duda atau janda, maka mengirimkan KTP asli, kemudian akta cerai difoto dikirimkan," jelas Lindu kepada VIVA.co.id, Rabu malam 4 Oktober 2017. 

Setelah data masuk, maka pengelola Ayopoligami.com akan memverifikasi data pengguna yang ingin mencari jodoh tersebut. Lindu mengaku, dengan data resmi kependudukan itu maka verifikasi akan lebih mudah. Pengguna akan dilacak data KTP dan dokumen lainnya apakah benar atau tidak.

"Foto dokumen yang dikirimkan kami moderasi semua, misalnya kita verifikasi kan bisa lihat di situs Dukcapil," jelasnya.

Belajar dari kekurangan pada aplikasi sebelumnya, pengelola akan menjaga data pengguna secara rahasia. Lindu mengatakan data pengguna akan dijamin privat dan hanya akan dibuka jika diminta oleh pengguna yang berminat.

Pembaharuan pada versi anyar Ayopoligami.com yakni percakapan antarpria dan wanita bisa lebih dalam. Dalam aplikasi sebelumnya, chatting antara keduanya ini sebatas percakapan yang sederhana dan biodata, maka dalam versi aplikasi yang baru ini keduanya akan difasilitasi oleh tim Ayopoligami.com. 

"Setelah itu kalau (pria dan wanita) sama-sama mau, maka dihubungin di aplikasi Telegram, kami istilahnya di tengah-tengah sebagai Mak Comblang," katanya. 

Lindu mengatakan alasan menggunakan medium Telegram untuk mencomblangkan pria dan wanita adalah pertimbangan keamanan. 

Aplikasi ini berbasis ID dan tak mensyaratkan nomor ponsel, dipandang aman bagi privasi masing-masing. Dalam hal komunikasi mereka tak mengalami kecocokan, tidak akan terjadi saling teror akibat kemungkinan kekecewaan. 

Penggunaan Telegram sekaligus untuk media verifikasi data-data yang dikirimkan pria dan wanita. 

"Kami cross check lagi (data dan dokumen) di Telegram, dilihat lagi. Benar atau tidak. Kalau menipu bisa kena tindak pidana penipuan, itu berat lho bisa kena 7 bulan kurungan," katanya. 

Untuk mengantisipasi oknum pengguna yang menipu, Lindu menuturkan, Ayopoligami.com sudah menyiapkan 'pasukan' pengacara dan bekerja sama dengan penegak hukum nantinya. 

Dalam medium Telegram ini, pria dan wanita akan saling bertanya dan mengenal satu sama lain, mulai dari pekerjaan, kesiapan menikah, slip gaji harus dikirimkan, sampai kemudian ta'aruf atau perkenalan ke rumah orangtua masing-masing.

Dalam kunjungan ke rumah orangtua calon yang diminati, Lindu mengatakan aplikasinya tidak akan terlibat mengawal proses tersebut secara offline. Alasannya, proses tersebut sudah berada pada ranah pria dan wanita yang ingin menikah.

Setelah kunjungan ke orangtua, pria dan wanita akan diberikan kesempatan waktu tiga hari sampai sepekan untuk berpikir matang, apakah akan meningkatkan dan melanjutkan hubungan atau tidak.

"Kalau lanjut (hubungan) perkiraan saya tak ada sebulan (untuk keputusan menikah)," katanya. 

Lindu menuturkan, selama pre-launching aplikasi Ayopiligami.com, timnya sudah mencoba melihat respons pengguna. Dari uji coba itu, dari 100 orang yang mendaftar hanya satu orang yang serius dengan mengirimkan dokumen KTP asli. 

Meski sangat kecil proporsinya dalam uji coba itu, Lindu yakin ke depan medium yang ia hadirkan ini akan berkembang. Paling tidak, ujarnya, dibanding situs pencari jodoh daring lain, Ayopoligami.com menawarkan perspektif lain. 

"Kami terpercaya dibanding situs jodoh yang lain, yang mungkin ada juga akun palsu (fake account). Untuk aplikasi ini, Insya Allah 100 persen akun enggak fake, kita di tengah-tengah untuk comblangin," jelasnya. 

Lindu menuturkan dengan peluncuran kembali aplikasi Ayopoligami.com, dia ingin membawa pesan bahwa layanan perjodohan melalui medium aplikasi ini benar-benar sesuai kaidah hukum. 

"Relaunching ini niatnya baik. Kami ingin pada 2017 ini, poligami (atau perjodohan melalui aplikasi ini) yang benar-benar legal. Dari awal memang sulit (ngurus dokumen) tapi akhirnya gampang," jelasnya.