Riset: Kontribusi Mobile Internet RI Kalah dari Malaysia
- REUTERS/Thomas Peter
VIVA – Pengguna internet di Indonesia mencapai 133 juta orang atau sekitar 50 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa. Akses terhadap internet mobile itu diharapkan memberikan manfaat ekonomi dan sosial pada masyarakat.
Direktur Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Bambang Riyanto mengatakan, setiap penambahan 10 persen pelanggan seluler di Tanah Air meningkatkan secara positif PDB Indonesia sebesar 0,4 persen.
Oleh karena itu, ia menggelar riset untuk mengkaji dampak ekonomi dan sosial dari mobile internet terhadap masyarakat. Hasilnya akan diberikan kepada pemerintah sebagai rekomendasi dalam memperkuat dampak positif dari keberadaan mobile internet.
"Riset ini menggunakan pendekatan pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta menggunakan data jumlah pelanggan jasa ponsel (mobile subscription) sebagai indikator variabel perilaku pengguna mobile internet," kata Bambang di Jakarta, Kamis 9 November 2017.
Ia menuturkan, dalam riset ini pula, secara garis besar fenomena mobile internet dapat dikelompokkan menjadi tiga dimensi. Yaitu teknologi dan lingkungan sosial, perilaku dalam menggunakan mobile internet serta dampak ekonomi dan sosial dari mobile internet.
Pada kesempatan yang sama, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, Deva Rachman menuturkan, perusahaannya tetap berkomitmen mendukung pemerintah dalam mewujudkan masyarakat digital Indonesia.
Riset yang berlangsung sejak Agustus 2017 hingga Januari 2018 yang didukung oleh Indosat ini, menggunakan data empat negara dalam hal penggunaan mobile internet. Keempatnya adalah Indonesia, Thailand, Malaysia dan India.
Deva mengatakan, diperoleh dua temuan. Pertama, dampak mobile internet terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia tidak berbeda dengan dampak mobile internet di India dan Thailand.
"Kedua, dampak mobile internet terhadap peningkatan PDB di Malaysia lebih tinggi 0,03 persen dibandingkan dengan di Indonesia," ujar Deva.
Ia melanjutkan, fenomena ini menarik, dan diduga, karena terjadi faktor-faktor pendukung antara lain infrastruktur, kebijakan pemerintah serta iklim bisnis di Indonesia setara dengan Thailand dan India, namun di bawah Malaysia.
"Akibatnya, dampak mobile internet terhadap pertumbuhan ekonomi nasional lebih rendah ketimbang Malaysia." (mus)