Huawei: Hukuman AS Bikin Kami Menderita, Ini Enggak Adil

Bos Huawei Richard Yu.
Sumber :
  • Dok. Huawei

VIVA – Bos Huawei Richard Yu tiba-tiba mencurahkan isi hatinya alias curhat soal pemblokiran perangkatnya oleh Amerika Serikat (AS). Menurutnya, larangan yang sudah berlangsung selama satu tahun itu tidak adil.

Pemandangan tak biasa ini terjadi saat penutupan acara peluncuran seri Huawei Mate 40 di kanal YouTube perusahaan pada Kamis malam, 22 Oktober 2020.

Baca: Huawei Mate 40 Resmi Tampil ke Publik, Cek Harga dan Speknya

Dalam kalimat penutup, Yu mengeluh kalau saat ini merupakan waktu tersulit bagi Huawei akibat larangan tersebut.

"Kami menderita karena larangan di putaran ketiga dari pemerintah Amerika. Larangan ini enggak adil bagi kami," keluh dia. Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintahan Presiden Donald Trump resmi melakukan larangan terhadap Huawei sejak tahun lalu.

Alasannya, karena raksasa teknologi China itu diduga dapat membocorkan data pribadi pengguna ke pemerintah mereka. Seakan menjawab tudingan tersebut, Yu berkali-kali menegaskan bahwa selama 30 tahun terakhir Huawei memiliki reputasi terbaik soal keamanan siber dan perlindungan data pribadi.

"Harus diingat juga, kami adalah pemimpin di teknologi komunikasi dan bisnis," paparnya. Yu menambahkan, selama 10 tahun terakhir, Huawei telah berkembang dari merek atau brand tak dikenal menjadi terkemuka pada tingkat global.

Semua capaian itu, menurut Yu, merupakan hasil kepercayaan dari para konsumen dan integritas karyawannya. "Meski saat ini adalah waktu yang sulit, tapi kami tetap berkomitmen memberikan inovasi dan teknologi terbaik bagi konsumen," jelas Yu.

Asal tahu saja, Huawei baru saja memboyong empat perangkat audio ke Indonesia. Salah satunya Gentle Monster – Huawei Eyewear II yang menghadirkan fesyen dan teknologi audio di dalam sebuah perangkat.

Totalnya ada empat perangkat audio yang dibawa Gentle Monster dengan banderol Rp6,3 juta, Huawei Freebuds Pro Rp2,3 juta, Huawei Freelace Pro Rp1,3 juta, dan Huawei Freebuds Pro Rp4,3 juta.