Tablet Windows-Android Baru Axioo, Windroid 9G+

Windroid 9G+
Sumber :
  • Viva.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id - Axioo, memperkenalkan tablet Windroid terbarunya yaitu Windroid 9G+. Windroid adalah tablet pertama dan satu-satunya di Indonesia dengan dua sistem operasi yakni Windows dan Android.

Windows 9G+ dikemas dengan paket OS Windows 8 original dan OS Android Kitkat yang dipacu dengan prosesor Intel Quad Core (1.3 GHz–1.8 GHz). Sementara itu, untuk sistem operasi windows, pengguna dapat melakukan upgrade ke Windows 10 secara gratis.

Berbagai pekerjaan dapat dilakukan dengan nyaman menggunakan Microsoft Office 356 original yang sudah disematkan secara gratis di Windroid 9G+. Keberadaan Office 356 akan sangat bermanfaat, karena layanan yang memuat aplikasi lengkap berikut menu pendukung yang berguna untuk meningkatkan efisiensi sekaligus produktivitas penggunanya.

Dengan Windroid, pengguna dapat melakukan pekerjaan dengan aplikasi yang hanya dapat dijalankan pada OS Windows. Hal ini karena Axioo Windroid memiliki kompatibilitas penuh dengan semua windows versi sebelumnya, juga menikmati berbagai aplikasi Android favoritnya.

Pada Windroid 9G+, Axioo membenamkan memori internal dengan kapasitas yang lebih besar dari versi sebelumnya, menjadi 2GB, sehingga performa tablet menjadi lebih kencang. Apalagi, Windroid 9G+ sudah mendukung internal storage 32 GB dan memori eksternal dengan kapasitas MicroSD 64GB yang sangat membantu kinerja tablet untuk penyimpanan lebih banyak.

“Windroid ini unik karena menyatukan kebutuhan bekerja dan bermain. Oleh karenanya, masyarakat sangat antusias terhadap Windroid. Ini untuk mengakomodasi banyaknya permintaan agar Axioo meningkatkan RAM menjadi 2GB dan kapasitas media penyimpanan yang lebih besar," ujar Samuel Lawrence, chief executive officer (CEO) Axioo di Jakarta, Jumat 9 Oktober 2015.

"Kami memiliki motivasi yang kuat untuk mendesain dan memproduksi gadget yang modis serta performa tinggi bagi mereka yang bangga sebagai bangsa Indonesia," kata Samuel.

Dengan Windroid, pilihan untuk berganti sistem operasi mudah untuk dilakukan, Pengguna dapat memilihnya sewaktu power on dinyalakan. Opsi ini akan tampil kurang dari 10 detik, menanyakan sistem operasi mana yang akan dipilih untuk digunakan di tablet tersebut. Secara default, pengguna otomatis menuju OS Windows.

Desain Windroid 9G+ ringan dan ringkas, sehingga sangat mendukung mobilitas pengguna. Dengan berat total hanya sekitar 720 gram (dengan keyboard dock), atau 434 gram (tanpa keyboard dock).

Keyboard dan layar bisa dilepas pasang menggunakan magnetic connector yang cukup kuat. Magnetik merupakan teknologi baru yang digunakan untuk tablet hybrid (bisa berfungsi layaknya laptop) seperti Windroid.

Layar dapat dilepas dari keyboard, sehingga untuk penyuka games bisa melakukan aktivitas secara maksimal. Layar pada Windroid 9G+ berukuran 8.9 inci dan resolusi 1280 x 800. Layar juga menampilkan warna yang lebih jernih.

Untuk konektivitas, Windroid 9G+ menawarkan koneksi yang cukup lengkap. Tersedia Bluetooth, USB OTG, koneksi melalui jaringan Wi-Fi dan juga koneksi 3G, sehingga pengguna tidak tergantung dengan Wi-Fi.

Keberadaan USB OTG (on the go) sangat membantu bagi pengguna yang sering melakukan pertukaran data atau file berukuran besar. Misal, mahasiswa ingin berbagi modul atau tugas dari dosen, atau berbagi file lagu dan film.

Dengan USB OTG pengguna dapat langsung membuka, membaca, dan memindahkan file tersebut dari flashdisk ke smartphone tanpa harus menggunakan komputer.

Manager Marketing Axioo, Ganjar Galuh Nugraha menyatakan, Windroid 9G+ akan beredar di pasaran Indonesia pada pertengahan Oktober ini. “Hanya tinggal pemasaran. Rencana pertengahan Oktober. Berharap terjual sebanyak-banyaknya,” ujar Galuh.

Soal harga, Galuh memperkirakan di bawah Rp3 juta. Hampir sama dengan harga Windroid 9G, versi Windroid sebelumnya yang dijual dengan kisaran Rp2,7 juta. Sementara itu, penyebaran penjualan akan disebarluaskan ke seluruh Indonesia.

“Pastinya, lebih banyak di Jabodetabek, kemudian juga akan tersebar di Makassar, Yogyakarta, dan lain-lain,” kata Galuh. (art)