Gara-gara Note 7, Samsung Diprediksi Rugi US$5,3 Miliar

Galaxy Note 7.
Sumber :
  • REUTERS/Kim Hong-Ji/File Photo

VIVA.co.id – Persoalan yang ditimbulkan Galaxy Note 7 memang memberikan dampak buruk bagi Samsung. Tidak hanya citra dan reputasi yang negatif tapi juga pendapatan yang diprediksi menurun dalam beberapa bulan ke depan.

Dilansir melalui Reuters, Jumat, 14 Oktober 2016, Samsung mengaku pasrah dengan menurunnya pendapatan di kuartal ketiga tahun ini. Diperkirakan keuntungan operasional berkurang sampai US$3 miliar selama dua kuartal ke depan karena Galaxy Note 7 yang berhenti produksi. Ini artinya, tidak ada produk andalan yang akan dijual sampai ada yang terbaru.

"Total  kerugian yang akan kami alami dalam pendapatan ke depan mencapai US$5,3 miliar. Selain kerugian dari operasional juga berkurangnya keuntungan di kuartal ketiga sampai US$2,3 miliar," ujar pihak Samsung.

Saham Samsung pun turun sekitar delapan persen pekan ini, kemudian terakhir sempat naik tipis 0,6 persen. Untuk menutup kerugian tersebut agar tidak bertambah parah, Samsung pun menggeber penjualan perangkat lainnya, termasuk yang menjadi andalan, Galaxy S7 dan S7 Edge.

Dijelaskan Samsung, akibat dari kerugian ini maka mereka pun berupaya mengejar ketertinggalan dengan menancapkan beberapa target, seperti keuntungan sampai US$2,7 triliun dalam dua kuartal ke depan, atau sekitar US$1,8 triliun sepanjang Oktober - Desember, dan sekitar US$900 dalam kuartal pertama 2017.

Smartphone premium itu memang ditujukan untuk bisa bersaing dengan Apple di pasar kelas atas. Sayangnya, masalah overheat sampai meledak muncul di kalangan pengguna Note 7 sehingga perangkat itu harus di-recall, dua minggu setelah peluncurannya.

"Kerugian paling berat dari persoalan ini adalah reputasi. Reputasi akan berimbas ke produk Samsung lainnya. Dampaknya bisa sangat luas, tidak hanya terhadap produk Samsung dari tapi juga nama perusahaan. Ini sama saja  dengan mengakhiri segmen premium dari Samsung," ujar Kim Sung-soo, Manajer Pendanaan dari LS Asset Management, yang juga memiliki saham Samsung Electronics.