Siswa SMK Ciptakan Kipas Angin Pintar
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan 1 Kandeman, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mampu menciptakan perangkat kipas angin manual yang bisa diatur otomatis berdasarkan suhu udara. Inovasi alat canggih tersebut bernama Smart Fan.
Smart Fan merupakan modifikasi kipas angin manual yang didesain agar orang tak perlu repot mengatur suhu kipas. Alat ini dirancang oleh para siswa jurusan Teknik Audio Video di SMK 1 Kandeman, Batang.
Roni Wijayanto (40 tahun), salah seorang pembimbing jurusan mengatakan, praktik pembuatan kipas otomatis pengatur kecepatan suhu itu merupakan penerapan teori belajar yang selama ini ditempuh siswa.
"Kami sengaja merancang untuk kipas manual agar fungsinya tetap canggih. Selain murah, alat ini juga mudah dibuat, " kata Roni, kepada VIVA co.id, Rabu, 22 Maret 2017.
Roni menjelaskan, pembuatan alat Smart Fan ini cukup mudah. Pengguna hanya harus memodifikasi kipas angin yang dijual di pasaran dengan menambah mikro prosesor serta sensor khusus bernama LM-35, yang mampu menangkap suhu udara di lingkungannya.
"Jadi, kita bisa atur kecepatan kipas yang ada di kipas, tergantung berapa suhu yang kita program dengan program khusus bernama Arduino. Jadi alat bisa kerja otomatis menangkap suhunya," tutur Roni.
Untuk menggunakan alat ini, pengguna hanya harus menyalakan sensor suhu itu dengan pengaturan kecepatan. Biasanya kecepatan kipas diatur dalam tiga pilihan, yakni 25-30 derajat celsius, 30-33 derajat celsius serta 33 derajat celsius ke atas.
"Misalkan di-setting 25 derajat ke atas. Maka jika suhu udara lingkungan berada di angka di bawah itu, kipas otomatis akan mati," kata dia.
Roni mengatakan, untuk membuat alat Smart Fan ini cukup mudah dan murah. Pembuatan alat hanya butuh waktu dua hari dengan biaya Rp300 ribu. Harga tersebut di luar perangkat kipas yang akan dimodifikasi.
"Ke depan, alat buatan siswa kami akan dipersiapkan dalam pameran kreasi inovasi tingkat kabupaten dan provinsi. Sebelumnya, kami juga pernah juara satu saat membuat alat berupa sensor pendeteksi banjir," tutur warga desa Kertosari, Kasepuhan, Batang, itu.
Alat buatan siswa SMK tersebut mendapatkan apresiasi dari Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Saat melihat langsung karya siswa di sekolah itu, politikus berambut putih itu menginginkan agar inovasi tersebut dikembangkan agar bisa dihilirisasi ke masyarakat.
"Bayangkan bila semua orang bisa memanfaatkan alat ini. Kalau sekarang semuanya sudah memanfaatkan smartphone, maka inovasi seperti bisa menjadi kemandirian," kata Ganjar yang juga melakukan aktivitas mengajar di SMK tersebut. (art)