Grab Lagi Cari Duit Banyak untuk Ekspansi di Asia Tenggara

Kantor Uber dan Grab di Singapura.
Sumber :
  • REUTERS/Edgar Su

VIVA – Layanan aplikasi berbasis transportasi Grab sedang mencari investor untuk mengumpulkan US$1 miliar atau Rp13,75 triliun guna memperluas pasar mereka di Asia Tenggara.

Dengan uang sebesar itu, maka nilai valuasi Grab akan menjadi US$10 miliar atau Rp137,5 triliun. Hal ini diungkapkan sumber anonim di lingkaran Grab, seperti dikutip situs The Independent, Kamis, 3 Mei 2018.

Menurut situs crunchbase.com, salah satu investor yang dibidik Grab adalah Didi Chuxing. Alasannya, karena perusahaan tersebut mengakuisisi Uber di China pada 2016.

Pasca akuisisi Uber pada akhir Maret 2018, valuasi Grab 'baru' mencapai US$9 miliar atau Rp123,7 triliun. Menurut sebuah artikel di The Wall Street Journal, apabila berhasil meraup Rp13,75 triliun, maka Grab akan unggul dari pesaing utama di kawasan ini, Gojek, yang baru mengumpulkan US$4,5 miliar atau Rp61,9 triliun di awal tahun ini.

Kendati demikian, belum jelas akan ke mana Grab akan berekspansi di kawasan berpenduduk 640 juta jiwa ini. "'Perang' Grab dan Gojek tampaknya tidak akan berhenti," kata sumber anonim tersebut.

Sebelumnya, Otoritas Angkutan Darat Singapura atau Land Transport Authority berencana memanggil Gojek dan perusahaan transportasi daring asal India, Jugnoo.

Mereka ingin bertemu dengan dua perusahaan aplikasi berbasis transportasi tersebut agar lebih mendalami operasi dan bisnisnya di Singapura.

Menurut kabar, Jugnoo berencana meluncurkan layanan mereka pada Mei ini. Sedangkan Gojek sudah mengatakan akan ekspansi bisnisnya di Singapura, Filipina, Thailand dan Vietnam, namun belum jelas kapan akan mengaspal di Negeri Singa.

Untuk operasi di Singapura, Gojek sedang mendekati ComfortDelGro yang dulunya adalah kompetitor Uber, dan pesaing satu-satunya Grab, di negara yang dipimpin Perdana Menteri Lee Hsien Loong itu.