E-Commerce Ketiban Berkah dari Social Distancing

Ilustrasi transaksi bisnis e-commerce.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Laporan terbaru We Are Social menyebutkan ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia pada 2020. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, maka ada kenaikan 17 persen atau 25 juta pengguna internet di Tanah Air.

Persentase pengguna internet berusia 16 hingga 64 tahun yang memiliki masing-masing jenis perangkat, di antaranya mobile phone (96 persen), smartphone (94 persen), non-smartphone mobile phone (21 persen), laptop atau komputer desktop (66 persen), tablet (23 persen), konsol game (16 persen), hingga virtual reality device (5,1 persen).

Selain itu, masyarakat kelas menengah diperkirakan mendorong jumlah konsumen digital di Indonesia. Apalagi didorong dengan demografi kelas menengah dan kemampuan belanja yang semakin besar, belanja online pun semakin digemari banyak orang.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Facebook dan Bain & Company, jumlah konsumen digital di ASEAN dan Indonesia telah meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir.

Studi ini mensurvei 12.965 responden di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam serta 30 CEO dan pemodal di negara-negara tersebut. Untuk Indonesia, studi menunjukkan saat ini jumlah konsumen digital sudah mencapai 53 persen atau setengah dari total populasi Indonesia dari 2018.

Angka ini meningkat dari 2017 yang baru 34 persen saja orang Indonesia yang konsumen digital. Bain & Company memprediksi pertumbuhan belanja online di Indonesia tumbuh menjadi US$48 miliar (Rp657,7 triliun) pada 2025.

Daya beli konsumen Indonesia saat belanja online juga akan melonjak hingga 3,2 kali lipat pada 2025. Jika pada 2018 rata-rata pengeluaran konsumen digital sebesar US$125 (Rp1,7 juta), maka lima tahun lagi angka ini akan mencapai US$390 (Rp5,3 juta).

Di masa karantina akibat wabah Virus Corona COVID-19 seperti sekarang, pemerintah juga mengimbau supaya masyarakat menerapkan social distancing atau jaga jarak 1,5 meter untuk mencegah penularan wabah tersebut.

Kebijakan itu pun dinilai sebagai celah bisnis bagi e-commerce untuk meraup berkah lewat platformnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Salah satunya Lazada.

Menurut Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, Monika Rudijono, belanja online untuk produk-produk makanan dan minuman (mamin) serta kebutuhan rumah tangga mengalami pertumbuhan tertinggi, atau mencapai 30 persen, jika dibandingkan kategori lain pada 2019.

Ia pun memprediksi belanja online kategori mamin dan kebutuhan rumah tangga makin meningkat seiring dengan penerapan kebijakan social distancing. "Belanja online semakin meningkat karena merupakan alternatif utama bagi banyak orang. Apalagi masa social distancing sekarang," ungkapnya di Jakarta, Selasa, 24 Maret 2020.

Monika menjamin kenyamanan dan keselamatan konsumen tetap menjadi prioritas utama. Untuk itu, ia dan seluruh tim Lazada Indonesia tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama dalam menyediakan kebutuhan kesehatan dan makanan sehari-hari yang krusial untuk dimiliki di rumah.

"Konsumen tidak perlu khawatir dengan persediaan offline yang tidak menentu, karena bisa dengan mudah mencari barang-barang kebutuhan melalui aplikasi Lazada. Ini tentunya lebih aman, karena tidak perlu meninggalkan rumah dan berbelanja di pusat keramaian," jelas dia.

Monika menyebut Lazada juga memanjakan pembeli lewat konsep Shoppertainment, yaitu memungkinkan semua konsumen untuk mengakses aplikasi, melakukan pembelian, sambil menonton acara live-streaming atau bermain game Birthday Boss di aplikasi Lazada.

"Dengan begitu, bagi yang tinggal lama di rumah, bisa menikmati hiburan sambil membeli barang kebutuhan harian," tuturnya. Saat ini, Lazada beroperasi di enam negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam, serta menjangkau lebih dari 50 juta konsumen aktif setiap tahunnya.