Gojek dan Grab Berlomba Jadi Investor LinkAja, Facebook Mengintai

Tcash menjadi LinkAja, salah satu platform uang elektronik yang jadi makin tren di Indonesia.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

JAKARTA – Selain saling berkompetisi di aspal atau ojek online dan layanan non-ojek berbasis aplikasi, Gojek dan Grab kini bersaing ketat menjadi investor di platform pembayaran digital milik pemerintah, LinkAja.

Hal ini diungkapkan sumber yang paham betul mengenai aksi korporasi tersebut. "Untuk Gojek, ini tentang mengalahkan Grab. Jika Ovo dan Dana bergabung, mereka bakal lebih unggul dari Gopay," ujar satu dari empat sumber yang enggan disebut namanya.

Kasus Pewaris Tahta Huawei: Pengacara Desak Hakim Tampilkan Bukti

Pengamat Bela Grab: KPPU Gak Paham Ekonomi Digital

Pernyataan sumber anonim itu merujuk pada potensi konsolidasi dua pesaing Gopay, yang pada akhirnya menjadi salah satu pemicu Gojek melebarkan sayap di sektor pembayaran digital. "Tawaran terbaik bakal mendapat invetasi yang diidam-idamkan,” jelas sumber tersebut.

Saat ini, tampaknya telah menyajikan harga yang lebih tinggi. Sementara itu, Gojek menawarkan sejumlah bentuk pertukaran saham.

Selain dua perusahaan itu, SEA Group, induk perusahaan Shopee, juga tertarik dengan penawaran, menurut satu sumber. Sayangnya, Grab, Gojek, dan LinkAja menolak berkomentar.

Namun, ada yang menarik dari aksi korporasi ini. Seperti diketahui bahwa Gojek baru saja disuntik dana oleh Facebook dan PayPal awal Juni 2020. Langkah Facebook ini untuk memuluskan layanan pembayaran digitalnya, WhatsApp Pay, agar bisa beroperasi di Indonesia.

Bukan tidak mungkin, niatan Gojek untuk menjadi investor LinkAja, yang notabene milik pemerintah, mendapat sokongan penuh dari media sosial besutan Mark Zuckerberg itu.

LinkAja merupakan layanan dompet digital terintegrasi yang mendapat dukungan dari Telkomsel, Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina hingga Jiwasraya. Saat ini, LinkAja sedang dalam proses menghimpun dana baru yang menargetkan US$200 juta dalam putaran Seri B.

Diskusi antar pihak tengah berjalan. Namun, LinkAja hanya mempunyai periode yang sempit. Sebab, perusahaan berpotensi kehabisan uang pada kisaran September-Oktober mendatang.