Tips Membangun Startup dari Drakor

Film drakor Startup. (FOTO: Instagram/startup_tvndrama)
Sumber :
  • wartaekonomi

Drama Korea Selatan (drakor) Startup (2020) sudah rampung. Episode terakhirnya telah mengudara pada Minggu (6/12/2020) malam. Bukan cuma sekadar membahas percintaan, drakor Startup juga banyak mengandung tips-tips untuk Anda yang tertarik membangun perusahaan rintisan.

Asal tahu saja, Startup menyajikan kisah pengusaha muda yang berupaya merintis perusahaan yang mengandalkan teknologi, dari titik awal hingga akhirnya berhasil mengembangkan startup-nya menjadi unicorn--perusahaan rintisan bernilai lebih dari 1 miliar dolar AS (sekitar Rp14 miliar).

Dari jalan cerita drakor Startup, ada sejumlah tips bisnis dalam membangun startup. Apa saja ya?

Siapkan Model Bisnis

Secanggih apapun layanan berbasis teknologi startup Anda, jika belum memilik model bisnis, maka akan sulit menarik investor. Apalagi bila Anda betul-betul memulai dari nol dan tanpa relasi. Tak hanya itu, model bisnisnya pun harus memiliki sumber pendapatan yang jelas.

Pilih CEO yang Kompeten

CEO berperan penting dalam pengembangan startup, khususnya saat mau menarik investasi--begitulah pelajaran yang ada dalam drama Startup. Karena CEO-lah yang akan melakukan penjajakan kesepakatan investasi dengan para calon penanam modal.

Ia tak wajib berasal dari bidang teknologi ataupun layanan yang startup Anda besut. Yang penting, ia punya kemampuan mumpuni, seperti bisa melihat peluang bisnis, adaptif, persuasif, dan bisa mengambil keputusan dengan mempertimbangkan segala risiko.

Ikut Kompetisi

Selain menyiapkan model bisnis, sebaiknya startup tahap awal mengikuti berbagai lomba. Bukan hanya untuk mendapatkan hadiah, melainkan juga memperluas relasi sekaligus mencari investor potensial.

Ikuti Program Inkubator/Akselerator

Mengikuti program inkubator atau akselerator juga dapat membantu Anda membangun startup. Di program itu, Anda akan memperoleh berbagai ilmu bisnis, menciptakan prototipe layanan, dan berpeluang bertemu investor potensial; sambil mendapat pendampingan dari para mentor.

Tak cuma itu, jika penyeleggara program menyediakan fasilitas penunjang, maka Anda juga tak perlu lagi menyewa ruang kerja, server, dan sebagainya.

Umumnya, perusahaan besar atau modal ventura lah yang menggelar program-program inkubator/akselerator untuk startup.

Susun Daftar Pemegang Saham dengan Bijak

Dalam drakor Startup, karakter Han Jipyeong yang berprofesi sebagai investor menyarankan agar startup Samsan Tech tidak membagi rata saham perusahaan. Pada tahap awal, ada baiknya persentase untuk CEO lebih besar daripada yang lain. Sebab, di masa depan, jika ada investor baru, perusahaan mesti menjual sejumlah saham--sesuai kesepakatan.

Pelajari Kontrak Investasi dengan Baik

Ketika investor tertarik menanamkan modal ke startup Anda sampai ke tahap negosiasi, Anda perlu mempelajari kontrak dengan baik sebelum menyetujuinya. Jika ada hal yang menurut Anda merugikan perusahaan atau tim, maka diskusikan dalam negosiasi dengan calon investor; supaya kedua pihak sama-sama memperoleh manfaat.

Jika tak mempelajari kontrak dengan teliti, maka tim startup Anda bisa saja bubar, seperti yang terjadi pada tim Samsan Tech setelah 2STO mengakuisisi perusahaan.

Terus Riset dan Inovasi

Inovasi dapat membedakan produk Anda dari para pesaing. Bahkan, Anda bisa melahirkan produk baru dari inovasi yang berlandaskan riset.

Jika Produk Sudah Matang, Ikut Tender

Ketika produk dan model bisnis Anda sudah stabil dan mendapat pengakuan di industri, mengikuti tender bisa jadi salah satu cara mengembangkan bisnis startup. Apalagi, bila tendernya berskala besar. Namun, jangan lupa juga untuk mempertimbangkan kemampuan startup Anda, ya.

Scale Up

Bila Anda berpikir startup Anda sudah siap mengembangkan skala bisnis, buka putaran pendanaan untuk menarik investor baru. Jangan lupa juga untuk tentukan target nominal putaran pendanaan startup Anda.