Mie dan Kopi Instan Jadi Teman Akrab Konsumen Indonesia

Ilustrasi mie instan.
Sumber :
  • Freepik/dashu83

VIVA – Kantar Indonesia Worldpanel Division baru saja merilis publikasi teranyar mereka, Brand Footprint Indonesia 2021. Brand Footprint adalah studi tahunan Kantar yang mengukur merek mana yang paling dipilih oleh konsumen yang meliputi lima sektor FMCG, yakni makanan, minuman, produk susu, perawatan rumah, serta perawatan tubuh.

Peringkat Brand Footprint Indonesia tahun ini mencakup 97 persen dari total rumah tangga baik di kota besar, kota kecil, dan daerah lainnya yang merepresentasikan 68 juta rumah tangga.

"Banyak industri yang harus melewati jalan yang terjal untuk bertahan dan bertumbuh terlepas dari adanya tantangan pandemi COVID-19 di tahun lalu. Industri FMCG mampu melewati berbagai tantangan dengan cara menerapkan strategi-strategi yang berfokus pada kebutuhan konsumen yang dinamis dan juga terus berkembang," kata General Manager Kantar Indonesia Worldpanel Division, Venu Madhav, Jumat, 18 Juni 2021.

Menurutnya, lima kategori produk FMCG yang paling banyak dipilih konsumen, yakni mie instan, biskuit, kopi instan, deterjen, dan penyedap rasa memiliki keterikatan tersendiri dengan konsumen di Indonesia.

Hal ini terlihat dari presentase jumlah konsumen yang membeli kategori-kategori tersebut, setidaknya mencapai 95 persen, atau dalam kata lain, 95 dari 100 rumah tangga di Indonesia pernah membeli produk dari kategori tersebut.

Selain itu, sektor makanan mendominasi 10 peringkat teratas dan juga mendominasi peringkat 10 besar merek-merek yang bertumbuh pesat pada tahun lalu. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan pandemi COVID-19 yang membuat konsumen lebih banyak beraktivitas di rumah, termasuk memasak dan makan di rumah.

Pada kesempatan yang sama, Commercial Director Kantar Indonesia Worldpanel Division, Adisti Bramanti, menjelaskan lebih jauh bahwa merek-merek diurutkan berdasarkan Consumer Reach Point (CRP).

Untuk meningkatkan CRP dalam keadaan yang fluktuatif di masa pandemi COVID-19, tentunya dibutuhkan strategi yang adaptif terhadap konsumennya. Baik dari segi preferensi kegunaan dan manfaat produk hingga ketersediaan produk di tempat perbelanjaan.

"Lalu, kesesuaian harga dan ukuran kemasan, ekspansi produk ke kategori lainnya, dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli merek tertentu," ungkap Adisti.