RegoPantes, Aplikasi Anti-Tengkulak untuk Petani
- Dwi Royanto/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi meluncurkan aplikasi RegoPantes.com untuk meningkatkan pendapat petani. Aplikasi e-Commerce berbasis digital ini diyakini mampu menangkal tengkulak yang kerap merugikan petani.
Peluncuran aplikasi ini bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional 2017, yang diperingati oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo serta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di halaman Kantor Gubernur Jateng di Semarang, Sabtu 23 September 2017.
RegoPantes sendiri merupakan aplikasi berbasis digital yang disiapkan Pemprov Jateng. Aplikasi ini diklaim menjadi solusi perdagangan online produk pertanian langsung dari petani ke konsumen.
"Jadi latarbelakangnya petani bisa mendapatkan harga pantas saja. Selain pantas untuk petani juga pantas untuk pembeli, " kata Chief Operating Officer RegoPantes, Wim Prihanto.
Selain itu, inisiatif e-Commerce untuk petani ini juga agar petani melek teknologi dalam memasarkan produknya. Meski pun banyak platform e-Commerce yang bisa digunakan petani, namun pemerintah telah memfasilitasi dengan menyediakan aplikasi RegoPantes.
"Harapannnya kesejahteraan petani bisa meningkat dengan memutus panjangnya mata rantai penjualan yang berakibat harga rendah di tingkat petani namun tinggi di tangan konsumen, " kata dia.
Secara praktik, banyak kemudahan yang didapat dari aplikasi RegoPantes. Petani bisa memposting hasil tani yang dijualnya secara online. Lalu konsumen melakukan pembelian melalui situs RegoPantes.com.
Sedangkan harga pantas untuk petani dan konsumen diakurasi oleh sistem dengan cara mencari keseimbangan baru antara harga petani ke tengkulak dengan harga konsumen membeli hasil tani di pasar akhir.
"Maka harga pantas petani akan lebih tinggi dibandingkan harga ke tengkulak, " katanya.
Pada tahap awal, aplikasi RegoPantes ini melayani petani di kecamatan Magelang, khususnya sekitar 500 petani sekitar kaki gunung Merbabu. Baru pada Desember mendatang akan diluncurkan untuk petani di seluruh daerah Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, aplikasi RegoPantes sendiri sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan petani Indonesia tak hanya konsen dalam produksi saja tapi juga menjual.
"Maka RegoPantes kita dorong dengan memberikan ruang mereka menjual tidak melalui 8 perantara. Di mana setiap perantara mengambil keuntungan 10 persen, maka ini tidak menambah nilai jual petani, " kata dia.
Dalam pelaksanaannya, ia meminta agar para tenaga profesional untuk mendampingi. Tak hanya terkait e-Commerce-nya saja, tapi juga aplikasi petani untuk konsultasi petani serta penyediaaan data dan jaminan pupuk.
"Kalau ini dikemas secara terintegrasi, mereka (petani) akan berdagang dengan baik, " kata dia.
Percontohan Nasional
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengapresiasi terobosan Jateng menyiapkan aplikasi untuk petani. Pemanfaatan teknologi penjualan hasil pertanian itu akan diangkat untuk jadi percontohan nasional.
Menurutnya, rendahnya daya beli di tingkat petani menjadi masalah besar yang harus dipecahkan. Ia mencontohkan, harga bawang di tingkat petani saat ini hanya Rp8.000, namun menjadi Rp35 ribu setelah masuk ke kota. Hal serupa juga terjadi di komoditi pertanian lain.
"Karena ini yang bisa mensejahterakan petani. RegoPantes harus diangkat dan diintegrasikan. Sehingga petani sejahtera, pedagang untung, pembeli tersenyum. Kalau BRI belum cukup, Mentan siap menambahkan, " jelas Amran.
Peluncuran aplikasi RegoPantes didahului dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Sekda Provinsi Jawa Tengah, Kepala Kanwil BRI Yogyakarta, Kepala Kanwil PT BRI Semarang, dan direktur 8villages Indonesia. Kerja sama itu terkait peningkatan kesejahteraan petani melalui integrasi sistem kartu tani dengan aplikasi petani berbasis digital. (ren)