Bukti Sains, Tumbuhan Bisa Mendengar dan Berbicara

Ilustrasi pohon bambu
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Perbuatan menebang pohon, memetik daun, memotong ranting, dianggap sebagai hal yang sepele. Manusia mengira karena tumbuhan dan tanaman tak bisa berteriak kesakitan, tak punya otak, sehingga perilaku 'menyakiti' pohon dianggap wajar saja.

Namun ilmuwan menemukan fakta bahwa pohon dapat mengeluarkan suara. Mereka berkomunikasi satu sama lain, dengan 'tetangga' spesies, mikroba, dan bahkan serangga.

Tak hanya itu, dalam serangkaian percobaan, beberapa tanaman tampaknya juga bisa mendengar, belajar, mengingat dan merespons sinyal dari manusia.

“Kami telah mempelajari tanaman untuk waktu yang lama, tetapi kami hanya memahaminya sebagai objek, bukan sebagai makhluk,” kata Associate Professor Monica Gagliano, ahli biologi tanaman di University of Western Australia yang melakukan studi tersebut.

Menurut Gagliano, pohon-pohon itu adalah makhluk yang juga memiliki hak untuk dihormati.

“Dan jika mereka adalah makhluk, apakah mereka memiliki hak? Jelas hak untuk diperlakukan dengan hormat dan peduli, yang tidak selalu kita lakukan dengan baik," katanya.

Eksperimen Gagliano tersebut dinilai cukup kontroversial. Namun ada temuan ilmuwan lain yang senada dengan pandangannya.

Berdasarkan laporan The Age, ahli botani mengemukakan, sebagaimana dimuat di Scientific Reports pada 2016, bahwa tanaman belajar melalui asosiasi, sama seperti hewan.

Mulanya, tim peneliti menempatkan tanaman kacang di dalam tabung dengan dua lubang. Lebih dari tiga hari, mereka meniupkan kipas dan memberi sinar pada lubang yang sama.

Pada hari keempat, peneliti meniup kipas dari arah yang berbeda, tanpa cahaya. Dalam kegelapan, sebagian besar tanaman tumbuh ke arah kipas, seolah-olah mereka memahami hubungan kipas dengan kedatangan cahaya.

"Tanaman mengingat asosiasi, kipas selalu datang sebelum cahaya," kata peneliti.

Dalam percobaan lain, tim peneliti juga menunjukkan akar tanaman kacang tumbuh ke arah suara air mengalir. Artinya, akar tersebut mampu memberi respons terhadap bunyi air.

Selain itu, peneliti juga mengklaim bahwa saat ia menggunakan mikrofon bawah tanah, mereka telah menangkap irama bunyi dari akar tanaman.

“Manusia bisa mengingat karena kita punya otak dan sistem saraf. Untuk tanaman, saya akan menggunakan kata-kata seperti 'prima' dan 'padat',” kata Profesor Jim Wheelan, yang mengepalai laboratorium ilmu pertanian di La Trobe University.

Sementara itu, fisiolog tanaman di Universitas Nasional Australia, juga berpendapat yang tak jauh berbeda. Meski tanaman bisa mendengar, namun itu tak serta-merta mengubah mereka menjadi layaknya manusia.

“Mereka bisa terluka, mereka bisa dibunuh, mereka adalah organisme hidup. Tetapi mereka tidak memiliki sistem saraf atau otak," katanya.

Pandangan dan eksperimen Gagliano dikumpulkan dalam sebuah buku baru, Thus Spoke The Plant, yang diterbitkan North Atlantic Books pada November 2018. (ann)