Cuma 35 Persen Perusahaan di Indonesia Punya Strategi Analitik Data

Ilustrasi big data
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA – Secara global, lebih dari setengah atau 69 persen perusahaan menginginkan adanya data secara menyeluruh atau komprehensif, menurut survei Harvard Business Review. Namun dari angka tersebut, hanya 35 persen yang memikirkan strateginya.

"Dari sisi bisnis ingin mempunyai strategi menghadapi kompetitor. Tapi kemudian tim IT perusahaan bilang kalau strategi tersebut harus ada keamanannya. Itu jadi problem," kata Country Manager Indonesia Cloudera, Fanly Tanto di Jakarta, Kamis 17 Oktober 2019.

Perusahaan perangkat lunak yang berbasis di Amerika Serikat, Cloudera merupakan perusahaan pertama di dunia yang memiliki platform data, Cloudera Data Platform (CDP). Memberi solusi bagi perusahaan untuk mengolah data.

CDP merupakan platform data terintegrasi yang mudah diimplementasikan, dikelola dan digunakan. Produk ini jadi pendekatan baru di dunia enterprise karena memberikan kemampuan analitik, sampai kecerdasan buatan.

CDP memiliki empat karakteristik. Pertama adalah any cloud, memberi pilihan dan fleksibilitas di mana pun mereka meletakkan data; hybrid cloud, private cloud maupun public cloud.

Karakteristik hybrid cloud adalah multifungsi, yang mana layanan ini mampu mengurangi waktu dan upaya untuk menerapkan tipe aplikasi umum. Private cloud adalah aman dan teratur, maksudnya menyederhanakan keamanan, privasi, dan kepatuhan untuk beragam data enterprise di cloud mana pun.

Karakteristik terakhir public cloud adalah terbuka. CDP merupakan 100 persen platform terbuka atau open source, open compute, open storage dan terbuka untuk integrasi.

"Dengan CDP, industri IT dapat menerapkan arsitektur data hybrid dan mengatur kumpulan data cloud dengan keamanan dan tata kelola skala enterprise hanya dalam hitungan jam, bukan berhari-hari atau berminggu-minggu," ujarnya.