Pertama di Indonesia, LIPI Punya Alat Terapi Oksigen Pasien Corona

Perawat menangani pasien Virus Corona COVID-19.
Sumber :
  • Strait Times

VIVA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki alat terapi oksigen beraliran tinggi untuk pasien terpapar Virus Corona COVID-19. Namanya High Flow Nasal Cannula (HFNC). Alat ini diharapkan bisa membantu untuk penyembuhan pasien COVID-19, tidak hanya pasien positif, tetapi yang berstatus Orang dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien dalam Pengawasan (PDP).

Untuk menanggulangi dampak pandemi COVID-19, penyedia layanan kesehatan berusaha mengoptimalkan segala peralatan kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan gangguan pernafasan. Dalam rangka membantu meringankan gejala pasien, penyedia layanan kesehatan menggunakan ventilator mekanik guna meringankan gejala pernafasan yang diderita pasien.

Alat terapi oksigen beraliran tinggi ini merupakan yang pertama di Indonesia. "High Flow Nasal Cannula (HFNC) adalah yang pertama berhasil lolos uji dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono, seperti dikutip dari situs LIPI, Kamis, 18 Juni 2020.

Menurutnya, HFNC adalah hasil kerja sama riset antara LIPI dan PT Gerlink Utama Mandiri dalam bentuk kolaborasi pengembangan produk dan pemasaran. “Kami berharap banyak pihak yang mendukung, sehingga dapat menekan biaya produksi sekaligus membantu distribusi ke seluruh rumah sakit yang membutuhkan,” ungkap dia.

Sementara itu, Ketua Kelompok Penelitian Otomasi Industri Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Hendri Maja Saputra mengungkapkan, alat yang diberi nama Gerlink LIPI High Flow Nasal Cannula-01 (GLP HFNC-01) ini merupakan salah satu dari jenis produk anestesi terbaik kelas 2B, yaitu High Flow Humidifier Oxygen Device atau alat terapi oksigen beraliran tinggi.

“Alat ini sangat berguna untuk pasien COVID-19 untuk tahap awal jika pasien masih dalam kondisi dapat bernafas sendiri. Alat ini mencegah pasien tidak sampai gagal nafas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasif,” jelas Hendri.

Riset telah dilakukan sejak April 2020. Hasil riset kemudian menghasilkan produk nasal cannula atau alat bantu pernafasan untuk menyalurkan oksigen melalui selang yang bening transparan dan lentur.

“Penggunaannya tidak sebatas untuk pasien Corona, namun dapat digunakan untuk pasien yang mempunyai diagnosa penyakit paru obstruktif kronik, Restrictive Thoracic Diseases (RTD), Obesity Hypoventilation Syndrome 5, deformitas dinding dada, penyakit neuromuskular, dan Decompensated Obstructive Sleep Apnea,” tuturnya.

Secara teknis, Hendri menjelaskan, sistem kerja alat ini adalah aliran tinggi menggunakan sistem tabung venturi yang berbasis pada penyempitan aliran masuk.

Selain itu, alat ini tidak hanya dapat digunakan untuk pasien anak, tetapi juga pasien dewasa dengan berbagai macam ukuran nasal cannula. “Alat ini dapat diproduksi 100 unit per bulan yang dapat digunakan di fasilitas kesehatan ataupun digunakan langsung oleh masyarakat umum,” papar dia.